Pentingnya Inovasi Produsen dalam Membangun EPR Menuju Sirkularitas Ekonomi

Pentingnya Inovasi Produsen dalam Membangun EPR Menuju Sirkularitas Ekonomi

Proses pengangkatan ratusan ton sampah yang menyumbat aliran Kali Cikarang di Desa Sukaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 3 Agustus 2022.-Tuahta Simanjuntak-FIN

Hal ini dikarenakan ekonomi sirkular adalah model produksi dan konsumsi, yang melibatkan berbagi, menyewakan, menggunakan kembali, memperbaiki, memperbarui, dan mendaur ulang bahan dan produk yang ada selama mungkin.

Untuk mendukung target pemerintah tersebut, Aliansi Pengemasan dan Daur Ulang untuk Lingkungan Berkelanjutan Indonesia/Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE), bersama dengan sejumlah pemangku kepentingan lainnya, meluncurkan program Packaging Recovery Organization (PRO) pada 25 Agustus 2020 lalu.

Banyak produsen besar yang mendukung program PRAISE tersebut, termasuk Coca Cola, Nestle dan Danone.

EPR ini juga menjadi fokus yang dibahas oleh Uni Eropa dan Pemerintah lewat kampanye “Rethinking Plastics – Circular Economy Solutions to Marine Litter”, yang dilaksanakan oleh German Agency for International Cooperation (GIZ).

Lewat kampanye ini, GIZ merumuskan berbagai program bersama pemerintah dan stakeholders terkait diantaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE), Greeneration Foundation Indonesia, dan Indonesia Plastic Recycler mencakup berbagai program mulai dari dialog, proyek percontohan, riset, hingga berbagai roadmap dan sosialisasi yang mendukung keberhasilan implementasi EPR di berbagai sektor dan industri. 

Dalam salah satu laporan yang dikeluarkan GIZ bersama Bintari Foundation, dalam merespon isu lingkungan ini, KLHK RI telah mensosialisasikan roadmap terkait EPR yang ditujukan kepada produsen. 

Dalam laporannya, GIZ bersama Bintari Foundation melakukan pilot project terkait sosialisasi pengolahan sampah di kota Semarang, yang selama ini tercatat sebagai kota yang berkontribusi terbesar terhadap pembuangan sampah plastik ke laut di wilayah barat Indonesia. 

Penetrasi edukasi sudah sampai ke lebih dari 50% masyarakat termasuk pedagang pasar. Beberapa proyek kerja sama juga mulai dijalankan melalui aplikasi yang memantau bank sampah dan proses 3R untuk mendukung pengelolaan sampah. 

Inovasi Produsen Membangun EPR

Ada berbagai mekanisme EPR yang dilakukan oleh produsen, mulai dari perusahaan multinasional hingga peritel, dalam mewujudkan kemasan produk yang bertanggung jawab. 

Sebagai contoh, kampanye hijau yang menitikberatkan kemasan produk menjadi langkah yang paling banyak dilakukan oleh merek saat ini agar dapat menarik antusiasme konsumennya untuk berpartisipasi. 

Produsen produk kecantikan global, The Body Shop, misalnya, mempopulerkan kampanye yang berfokus pada reward untuk konsumen dalam mendukung upaya pengolahan ulang kemasan. 

Program yang dinamai Bring Back Our Bottles ni mengajak konsumen membawa botol kosong ke gerai terdekat untuk ditukarkan dengan poin yang dapat dikumpulkan menjadi produk baru. Pada akhirnya metode ini pun diikuti oleh banyak merek consumer goods lainnya. 

Pendekatan dengan peritel dan pedagang eceran juga dilakukan oleh berbagai produsen besar untuk menjamin produknya sampai dengan kemasan yang ramah lingkungan hingga ke konsumen. 

Dalam salah satu laporannya, GIZ mengungkapkan beberapa produsen multinasional saat ini meningkatkan pengawasannya pada mitra toko curah atau isi ulang untuk memastikan keamanan dan higienitas produk, mengingat kemasan curah menjadi langkah yang sangat efektif dalam pengurangan sampah. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: