Polisi Pamerkan Penampakan Barbuk Wanita Bercadar yang Terobos Istana Negara, Ada 4 Pistol

Polisi Pamerkan Penampakan Barbuk Wanita Bercadar yang Terobos Istana Negara, Ada 4 Pistol

Barang bukti yang disita polisi dari Siti Elina (24), Wanita Bawa senjata penerobos ke istana digelar Polda Metro Jaya-Ichsan Muhammad-Disway

"BNPT sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal," kata  Ahmad Nurwakhid melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu 26 Agustus 2022. 

Dia mengatakan, dalam penelusuran sementara, wanita tersebut bernama Siti Elina. BNPT mengklaim wanita itu merupakan pendukung salah satu ormas islam yang telah dibubarkan, yakni HTI.

Wanita itu juga diketahui sering mengunggah propaganda khilafah melalui akun media sosialnya. 

"Pendalaman terhadap profil dan motif pelaku terus dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat adanya keterkaitan dengan aktor-aktor lain," katanya.

BACA JUGA:Mengenal Pistol FN, Senjata Api yang Digunakan Wanita Bercadar Terobos Paspampres Masuk ke Istana Merdeka

BACA JUGA:Ini Penampakan Wajah Wanita yang Terobos Istana Merdeka

Nurwakhid mengatakan kejadian teror yang melibatkan perempuan di Indonesia bukan hal yang baru. 

Peristiwa tersebut mengingatkan pada ancaman bom di Istana Negara yang terlebih dahulu digagalkan oleh aparat penegak hukum pada tahun 2016.

Wanita yang ingin melakukan aksi teror di Istana Negara saat itu ialah Dian Yuli Novi. 

Kemudian keterlibatan perempuan dalam aksi teror juga terjadi pada tahun 2021 saat Zazkia Aini menyerang Mabes Polri.

BACA JUGA:Wanita Berpistol Terobos Istana, Komandan Paspampres Buka Suara

BACA JUGA:Terekam CCTV, Momen Wanita Bercadar Todongkan Senjata ke Paspampres di Istana Merdeka

Nurwakhid menegaskan BNPT telah mewaspadai tingkat kerentanan perempuan untuk direkrut oleh jaringan teror.

Dalam jaringan teroris, kata dia, perempuan tidak lagi menjadi aktor pendukung dan simpatisan, tetapi sudah diposisikan sebagai pelaku atau martir.

Pemanfaatan perempuan dalam aksi terorisme memang tren baru khususnya yang dilakukan ISIS baik dilakukan dengan jaringan atau lone wolf yang tidak terikat komando dan jaringan," ujar dia.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: