Tragedi Kanjuruhan Harus Jadi Titik Balik Sepakbola Indonesia

Tragedi Kanjuruhan Harus Jadi Titik Balik Sepakbola Indonesia

Aksi 1000 lilin dukungan untuk tragedi kanjuruhan malang--

BACA JUGA:Lima Rencana FIFA untuk Indonesia, Erick Thohir: Kita Hadapi, Kita Atasi!

BACA JUGA:Kawal Transformasi Sepakbola Nasional, Erick Thohir Sebut Presiden FIFA Bakal Ngantor di Indonesia

"Semua saya rasa harus bisa evaluasi masing-masing, termasuk suporter, termasuk PSSI, termasuk aparat Kepolisian dan termasuk pemerintah. Jadi semua harus terlibat dalam evaluasi dan usut tuntas ini. Jadi dalam hal kedepannya, jangan sampai lagi terjadi umpatan antar pihak-pihak sepakbola yang itu malah merugikan kita, yang mana hari ini Timnas kita itu sedang jaya-jayanya," ujar Lutfi, dalam agenda Nobar dan Sharing Session, serta solidaritas untuk Kanjuruhan, yang diselenggarakan di Jakarta, Minggu 9 Oktober 2022. 

Lutfi berharap, tragedi Kanjuruhan merupakan kejadian yang terakhir kalinya, karena kedepan sepakbola Indonesia harus sudah menjadi lebih baik lagi. 

"Semua harus bekerjasama dalam hal ini, jangan sampai pada akhirnya semua saling menuduh dan tidak mau bertanggung jawab. Ini tanggung jawab kita semua, termasuk PSSI, termasuk aparat Kepolisian dan Pemerintah. Ini adalah momentum sepakbola kita menjadi lebih baik lagi," tuturnya. 

Tragedi Kanjuruhan Sebagai Pengingat

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat RI, Arya Sandhiyudha mengatakan, momentum tragedi Kanjuruhan haruslah menjadi pengingat yang pahit bahwa sepakbola Indonesia pernah berada di titik terendah dan hal itu tidak boleh terulang lagi. 

BACA JUGA:Erick Thohir Temui Bos FIFA, Pengamat: Upaya Selamatkan Sepak Bola Nasional

BACA JUGA: Ini Pernyataan Resmi Persis Solo Terkait Tragedi Kanjuruhan

Semangat pembenahan yang dilakukan pihak terkait, terlebih ketika dukungan dari FIFA juga mengalir, maka seharusnya hal ini menjadi momentum untuk memperbaiki hal-hal yang menjadi penyebab sepakbola Indonesia terpuruk. 

"Suporter itu sifatnya alami dan organik. Kadang-kadang sangat natural, jadi harusnya sisi-sisi yang harus bertanggung jawab itu bukan dari sisi suporternya, tapi dari mereka yang punya anggaran, punya kewenangan, yang bertanggung jawab mengelola mood dari fans sepakbola. Mood nya itu yang harus diubah. Kalau stadion bagus, terus exit door nya jelas, itu kan kita juga akan semakin nyaman," tuturnya.

Di sisi lain, kata Arya, harus ada hari-hari duka yang bisa diingat oleh fans sepakbola. Misalnya tragedi Kanjuruhan yang baru saja terjadi, hal ini bisa dijadikan reminder oleh seluruh fans sepakbola Indonesia, bahwa hari kelam itu ada dan jangan sampai terjadi lagi. 

"Seperti saya nih yang sudah temenan di Jakmania 20 tahunan, kita selalu ingat nih temen kami di Jakmania meninggal karena sweater biru. Tewas karena diserang sesama suporter Jakmania. Jadi momen-momen duka itu membuat kita berusaha menghindari itu lagi. Seperti Kanjuruhan ratusan Aremania meninggal, kalau bisa diingat terus lah, itu akan membuat kita menghindari luka yang sama," tuturnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: