Jenderal Dudung 'Geram' dengan Prajurit TNI Diduga Terlibat Kekerasan di Kanjuruhan: Diproses Secara Hukum

Jenderal Dudung 'Geram' dengan Prajurit TNI Diduga Terlibat Kekerasan di Kanjuruhan: Diproses Secara Hukum

KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrachman-ist-net

BACA JUGA:Pasutri di Banjarmasin Ditangkap Polisi, Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Sebelumnya, permintaan pengusutan keterlibatan oknum prajurit TNI itu telah disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan hasil rapat koordinasi terkait dengan pengusutan tragedi di Kanjuruhan, salah satunya disepakati bahwa Pemerintah meminta Jenderal Andika untuk melakukan tindakan cepat sesuai dengan aturan yang berlaku dalam mengusut kebenaran mengenai keterlibatan oknum TNI, sebagaimana terlihat dalam beberapa video yang beredar di tengah masyarakat.

“Di dalam video-video yang beredar, ada juga TNI yang nampaknya melakukan tindakan berlebih dan di luar kewenangannya. Apakah video itu benar atau tidak, Panglima TNI akan segera meneliti dan mengumumkannya kepada kita semua,” ujar Mahfud.

BACA JUGA:Baim Wong dan Paula Datang ke Polsek Kebayoran Lama untuk Minta Maaf, Polisi Bilang Begini

Detik-detik Kerusuhan di Kanjuruhan Malang

Ratusan korban jiwa akibat tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan diduga karena gas air mata yang ditembakan aparat kepolisian.

Gas air mata ditembakan aparat kepolisian terkait adanya kerusuhan aremania atau suporter Arema FC yang tak terima tim kesayangannya kalah dari Persebaya Surabaya.

Tragedi terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam, usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC yang kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Tragedi diawali suporter Arema FC yang kecewa dengan kekalahan itu melampiaskan dengan turun ke lapangan mengejar pemain dan ofisial.

BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan Malang, BP2MI: Bukan Kejayaan yang Dirayakan di Atas Tangisan

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah "flare" dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya.

Petugas keamanan gabungan kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain.

Dalam proses itu, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: