Sudah Banyak yang Hilang, Bahasa Daerah Berpotensi Punah

Sudah Banyak yang Hilang, Bahasa Daerah Berpotensi Punah

Ilustras- Bahasa Daerah-ist-net

Setiap dua pekan hilang satu bahasa daerah dan dalam 30 tahun ada bahasa ibu yang mati.

BACA JUGA:Jokowi Tidak Tahu Perubahan UU Sisdiknas, Kemendikbudristek Buka Suara

BACA JUGA:Dosen PGSD UEU Terpilih Menjadi Fasilitator Sekolah Penggerak Kemendikbud 2022

“Kami melakukan kajian terhadap 24 bahasa daerah. Daerah yang melemah, kalau dulu ada di Indonesia bagian timur, sekarang juga terjadi di Indonesia bagian barat,” kata dia.

Pengguna bahasa daerah yang terbesar adalah Jawa dengan 99 juta pengguna, diikuti dengan bahasa Sunda, yakni 48 juta pengguna. Dalam dua tahun terakhir, setidaknya terjadi pengurangan sebanyak dua juta pengguna bahasa Sunda.

Kemendikbudristek juga melakukan revitalisasi bahasa daerah dengan melakukan pendekatan yang berbeda. 

Mulai dari menjadikan bahasa daerah sebagai muatan lokal hingga memperbolehkan penggunaan bahasa daerah bagi kelas satu, dua dan tiga SD.

BACA JUGA:Ekosistem Pendidikan Dilindungi, Kemendikbud Ristek dan BPJAMSOSTEK Gelar Sosialisasi Inpres No 2 2021

“Penggunaan bahasa daerah diperbolehkan di sekolah, terutama di daerah pinggiran,” katanya.

Selain itu, juga dilakukan pembelajaran dengan menggandeng para maestro di daerah tersebut. 

"Dengan adanya program revitalisasi bahasa daerah,  dimungkinkan untuk dilakukan dengan pembiayaan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)," ujarnya.

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: