Harga BBM Naik, Denny Siregar: Adaptasi Adalah Kunci

Harga BBM Naik, Denny Siregar: Adaptasi Adalah Kunci

Denny Siregar sindir Ustaz Abdul Somad melalui tayangan video -Cokro TV-Youtube

Legislator Senayan yang berasal dari Pulau Sumbawa ini sangat prihatin dengan inflasi saat ini yang semakin memukul daya beli masyarakat semakin turun.

“Saya sesalkan cara pandang pemerintah menaikkan harga BBM dengan kompensasi bansos, yang hal ini pasti tidak akan memperbaiki daya beli rumah tangga yang terus turun karena pendapatan yang jauh lebih kecil dibanding tingkat inflasi yang terus meroket,"ujarnya. 

"Saya tegaskan bahwa kompensasi tersebut tidak ada gunanya dibanding dampak buruk dari kenaikan BBM, apalagi selama ini ternyata di lapangan banyak bansos atau BLT yang ternyata tidak tepat sasaran dan salah Kelola berdasarkan laporan dan fakta dari masyarakat, karena itu mari Bersatu menolak kebijakan kenaikan harga BBM ini,” tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, keputusan pemerintah untuk tetap  menaikan harga BBM bersubsidi  dianggap sama saja mencekik rakyatnya sendiri.

(BACA JUGA:Ojol Jadi Penyelamat HP Ade Armando Pengeroyokan, Pengacara: Tinggal Dompet Belum Ketemu)

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Netty Prasetiyani mengatakan, pemerintah benar-benar tidak memiliki empati. 

"Kenaikan harga BBM Bersubsidi akan mencekik masyarakat miskin yang sudah terhimpit beban hidup akibat efek pandemi yang belum tuntas,” kata Netty dilansir Minggu 4 September 2022.

Menurut Netty, imbas kenaikan BBM memiliki efek domino terhadap kenaikan harga barang pokok dan berbagai komoditas sehingga keluarga pra sejahtera yang menjadi wajah ‘wong cilik’  makin sulit memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

“Selain itu, upaya pemerintah dalam berbagai program nasional, seperti,  penurunan stunting, penurunan angka kematian ibu, terancam gagal karena rakyat tidak memiliki daya beli yang cukup,” kata Netty.

(BACA JUGA:LPSK Heran, Putri Candrawathi Ngaku Dilecehkan Brigadir J Tapi Kok Tidak Teriak Minta Tolong)

Lebih lanjut Netty mengatakan, pekerja sektor informal seperti petani, nelayan, UMKM, sopir angkutan, pedagang keliling akan semakin sulit bertahan hidup akibat kenaikan BBM bersubsidi ini.

Kebijakan pemerintah memberikan bantalan  berupa bantuan subsidi upah atau pun BLT, kata Netty, tidak sebanding dengan dampak kenaikan BBM bersubsidi.

“Ini penyelesaian instan yang tidak efektif menutup dampak kenaikan,” kata Netty yang juga Ketua DPP PKS Bidang Kesejahteraan Sosial.

Menurut Netty, Pemerintah seharusnya mencari terobosan untuk menambah anggaran dengan melakukan penghematan, menekan kebocoran, dan menunda pengeluaran pos infrastruktur yang tidak mendesak.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: