Kemensos Beri Dukungan Pemuda Papua Bangkit Melawan Keterbatasan

Kemensos Beri Dukungan Pemuda Papua Bangkit Melawan Keterbatasan

Edison Elieser Papara. Pemuda asal Kepulauan Yapen Papua, mendapatkan dukungan dari Kemensos untuk bangkit --

(BACA JUGA: Zulhas Umumkan Nama Puan Jadi Capres, Terdengar Sorakan Bernada Kekecewaan dari Kader PAN)

(BACA JUGA:Jokowi Lepas Kirab Merah Putih, Habib Luthfi: Merah Putih Tegak karena Darah serta Jasa Para Pendahulu )

Saat itu, Leo menyanyikan lagu Indonesia Pusaka ciptaan Ismail Marzuki. Suara Leo yang  merdu dan kuat bahkan mampu menghipnotis sekaligus membangkitkan rasa nasionalisme siapapun yang mendengarnya. 

Leo dan Edi adalah contoh dari sekian banyak kisah tentang bagaimana proses rehabilitasi sosial di Sentra-sentra milik Kementerian Sosial. Keberadaan sentra telah menjelma menjadi tempat bagi tumbuhnya harapan baru bagi para pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial.

Plt Kepala Sentra Wirajaya Makassar, Bambang Tri Hartono mengatakan keberhasilan  rehabilitasi sosial sangat tergantung pada karateristik klien atau penerima manfaat.

"Untuk klien disabilitas, pola-pola seperti kegiatan bimbingan psikososial yang mendorong motivasi mereka ditambahkan pelatihan vokasional, itu terlihat sekali kebermanfaatannya," katanya.

(BACA JUGA:Jokowi di Rakernas III PAN: Harus Siap Hadapi Tantangan Baru, Ancaman Krisis Pangan, Energi, Keuangan)

(BACA JUGA:Penghapusan Tenaga Honorer atau non-ASN, DPR Usul Buat Pansus Lintas Komisi)

Menurut Bambang, rehabilitasi sosial memungkinkan proses rekayasa kegiatan atau rekayasa sosial dimana lingkungan dan aktivitas PM dibentuk sedemikian rupa agar selaras dengan kondisi masing-masing PM dan tujuan rehabilitasi sosial. 

"Misalnya klien dengan skizofrenia, itu tidak diberikan kegiatan yang bisa memicu atau mengganggu emosinya. Kemudian klien disabilitas, untuk mendorong kepercayaan diri, jadi kita support dengan kegiatan konseling dan bimbingan. Kita juga menyediakan keterampilan sesuai dengan keinginan dan minatnya, apakah menjahit  fotografi, percetakan, atau otomotif," kata Bambang.

Perlakukan yang berbeda diterapkan untuk PM Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH). ABH banyak diberikan bimbingan psikososial dan keterampilan mengolah informasi. 

Berdasarkan penelitian dan catatan rehabilitasi oleh psikolog dan pekerja sosial di Sentra Wirajaya, ABH cenderung memiliki gangguan emosi dan  masalah life skill sehingga masalah ini harus diatasi terlebih dahulu.  

(BACA JUGA:Bantul Yogyakarta Diguncang Gempa Bumi 5.2 Magnutido, Waspada Gempa Susulan)

(BACA JUGA:Premier League 2022/2023: Liverpool vs Bournemouth 9-0, The Reds Bantai The Cherries di Anfield)

"Misalnya ada perkataan yang menurut ABH membuatnya tersinggung, mereka akan cepat emosi, padahal maksudnya tidak begitu. Makanya kita atasi masalah emosinya dulu, baru kita arahkan ke vokasional," jelas Bambang.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: