Anak Belasan Tahun Masih Menyusui, Ini Kata Dokter

Anak Belasan Tahun Masih Menyusui, Ini Kata Dokter

Ibu dan Anak, Image oleh StockSnap dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Apa normal jika seorang anak masih menyusui meski usianya sudah menginginjak belasan tahun? Itu adalah pertanyaan yang dilontarkan seorang penanya di forum Tanya Dokter.

Dan jawabannya menurut dr. Arrum Putri Amalia, adalah pada dasarnya hal itu memang bisa saja terjadi.

“Secara medis, anak dengan usia hampir remaja yang masih menyusui sebenarnya tidak berbahaya untuk kesehatan fisik. Namun, hal tersebut dapat berdampak buruk terhadap kesehatan psikis anak terutama jika masih tidur bersama orang tuanya,” kata dr. Arrum Putri Amalia.

(BACA JUGA:Bayi Jadi Rewel Semenjak Minum atau Ganti Susu Formula? Ini Kata Dokter)

(BACA JUGA:Apa Boleh Minum Susu yang Kadaluwarsa tapi Masih Tersegel? Ini Kata Dokter)

Efeknya jika terus dilakukan, kata dr. Arrum, adalah berujuang pada kualitas tidur mereka di kemudian hari.

Anak belasan tahun masih menyusui dari ibunya ini, lanjut dr. Arrum Putri Amalia, akan berdampak terhadap psikologi sang anak, seperti terganggunya proses pembentukan karakter.

“(Hal ini) bisa membuat anak kurang percaya diri dan kurang mandiri karena bergantung dan terlalu dekat dengan orang tua,” jelas dr. Arrum Putri Amalia seperti dikutip FIN dari Alodokter.

Gak cuma itu, ketika anak yang berusia belasan tahun masih dibiarkan menyusui, hal ini ditakutkan justru akan mempengaruhi pandangannya terhadap batasan tertentu dalam kehidupan seksual.

“Terdapat batasan bagian tubuh orang tua yang tidak boleh lagi diliat anak setelah anak berusia 7 tahun, untuk menjaga kesehatan psikis anak terkait pandangannya mengenai privasi seksual dirinya dan orang lain,” ujarnya menjelaskan.

Intoleransi Laktosa

Konsumsi susu segar seringkali dikaitkan dengan salah satu pola hidup sehat. Akan tetapi, tidak semua manusia diciptakan sama, ada yang sehat dibuatnya, ada juga yang justu malah sakit saat mengkonsumsinya.

Kondisi ini, intoleransi laktosa, disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap laktosa, sejenis gula yang ditemukan dalam kandung susu, seperti susu sapi contohnya, susu yang paling banyak dikonsumsi manusia di seluruh dunia.

Menurut ahli, via Healthline, pada tubuh mereka yang intoleransi laktosa, umumnya akan mengirim laktosa yang gagal dicerna usus kecil, menuju usus besar.

Di sana, laktosa akan bertemu dengan bakteri perut, menyebabkan beberapa gejala seperti kembung, kentut-kentut dan diare.

Tidak hanya terjadi pada anak bayi, intoleransi laktosa juga dapat terjadi pada orang dewasa yang bisa disebabkan penyakit gastrointestinal, infeksi bakteri atau efek dari pasca operasi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: