Gus Yaqut: Kita Boleh Dicaci dan Dimaki, tapi Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia

Gus Yaqut: Kita Boleh Dicaci dan Dimaki, tapi Jangan Pernah Lelah Mencintai Indonesia

Kementerian Agama membantah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) pernah bertemu Pendeta Saifuddin Ibrahim yang meminta 300 ayat Al Quran dihapus.-@YaqutCQoumas-Twitter

Kementerian Agama menegaskan Gus Yaqut tak pernah membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.

(BACA JUGA:Duh! PA 212 Gelar Aksi Bela Islam di Kantor Menag Gus Yaqut, Warganet: Pecinta Nasi Bungkus Keluar Sarang)

Namun, sebagian kelompok lainnya menilai Gus Yaqut telah menistakan agama. Salah satunya dari kelompok 212. 

Politik identitas di Indonesia belakangan ini memang sangat kuat. 

Karena itu pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang, dibutuhkan sosok yang kuat untuk membendung arus politik identitas. 

(BACA JUGA:Hari Ini Alumni 212 Demo Menag Yaqut? Dedek Prayudi: Sekte Baliho, Mereka Bukan Bela Islam Tapi Amarah dan Ego)

"Sosok Gus Yaqut sangat pas menjadi calon presiden (capres) di Pilpres 2024 mendatang. Menurut saya, dia bukan hanya potensial. Dia sangat pas dan presiden yang tepat untuk periode 2024-2029," ujar pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing kepada FIN, Jumat (4/3/2022).

Untuk memimpin Indonesia ke depan, dibutuhkan tokoh muda yang pluralis, cinta Tanah Air, Pancasilais serta taat pada konstitusi. 

"Kriteria itu ada pada sosok Gus Yaqut. Bangsa ini perlu dipimpin oleh sosok yang berperilaku dan bertindak secara pluralis, cinta Indonesia, cinta Pancasila dan konstitusi. Saya melihat itu ada pada diri Gus Yaqut," papar Emrus.

(BACA JUGA:Gus Yaqut Sempat Minta LGBT Dihormati, Tokoh NU: Cuma Gini Doang Kerjaannya? Tidak Bermanfaat)

Selain itu, Gus Yaqut adalah tokoh muda. Dia memimpin organisasi GP Ansor dan Panglima Banser. Kontribusinya sangat dibutuhkan pada 2024  mendatang. "Sudah saatnya muncul tokoh-tokoh muda seperti itu," lanjutnya.

Sikap pluralis Gus Yaqut bisa dilihat dari gaya kepemimpinannya selama menjabat sebagai Menteri Agama. 

Sejumlah kebijakan yang dibuatnya menjadikan Kementerian Agama benar-benar kementerian bagi semua agama di Indonesia.

(BACA JUGA:Sebut Yaqut Konyol, Rudi S Kamri: Ojo Sok Merasa Diri Paling Pintar, Preetlah! )

"Bukankah di Kementerian Agama sudah lebih pluralis dengan gaya kepemimpinannya sekarang," urainya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: