PKS Minta Pemerintah Bertindak Tutup Museum Holocaust Yahudi di Minahasa

PKS Minta Pemerintah Bertindak Tutup Museum Holocaust Yahudi di Minahasa

Hidayat Nur Wahid--Dok Humas Fraksi PKS

JAKARTA, FIN.CO.ID- Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW), meminta pemerintah membongkar Museum Holocaust Yahudi yang telah berdiri di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara. 

Menurut HNW, berdiri Museum Holocaust Yahudi bertolak belakangan dengan komitmen pemerintah Jokowi Widodo (Jokowi) yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina. 

"Maka Bupati Minahasa semestinya jangan malah mendukung berdirinya Museum Holocaust di Tondano," katanya melalui keterangan tertulisnya, Senin 7 Februari 2022.

(BACA JUGA:MUI Minta Pemerintah Bongkar Museum Holocaust Yahudi di Minahasa)

HNW menilai, Museum Holocaust sangat erat dengan white washing penjarahan dan penjajahan Israel terhadap Palestina termasuk terhadap warga Palestina yang beragama Kristiani. 

HNW mengatakan, lembaga-lembaga Internasional seperti UN ESCWA, Human Rights Watch, dan Amnesty Internasional, menyebut bahwa Israel saat ini selain menjalankan penjajahan juga memberlakukan sistem apartheid. 

Mereka menjadikan warga Yahudi sebagai warga utama, dan mendiskriminasi warga Muslim dan Kristen di Palestina sehingga menjadi warga kelas dua. 

(BACA JUGA:Komunitas Yahudi Minahasa Bangun Museum Holocaust Pertama di Asia Tenggara)

"Bangsa Palestina dipecah belah, komunitas mereka tercerai-berai; ada yang dikawasan pendudukan Israel, di Tepi Barat maupun dalam isolasi di Gaza. Dan sekitar 50% dari Muslim Palestina sampai sekarang juga diaspora menyebar di berbagai Negara dan Benua,” papar HNW.

HNW menyarankan kepada Bupati Minahasa agar merealisasikan solidaritas nyata terhadap nasib dan perjuangan umat Kristen Palestina, khususnya, dengan menutup Museum Holocaust di Tondano.

(BACA JUGA:Ogah Duduk Bareng Wanita, Yahudi Ultra-Ortodoks Bikin Penerbangan Tertunda)

“Apalagi museum itu dibuka atas kerja sama dengan Museum Yad Vashem Israel yang dipimpin Dani Dayan, seorang tokoh besar pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat, yang ditolak oleh PBB,” ujarnya.

Dengan demikian, kata HNW, pembukaan museum tersebut, selain kontraproduktif terhadap upaya pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina, juga jangan sampai diartikan sebagai adanya dukungan terhadap pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel.

“Tragedi Holocaust yang dahulu terjadi tentu kita kutuki, tetapi seharusnya itu juga menjadi pelajaran bagi zionis Israel untuk tidak mengulangi, dan karenanya tidak melakukan hal sejenis kepada Bangsa Palestina baik yang Muslim maupun Kristiani,” tukas HNW.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Nama

Tentang Penulis

Sumber: