News

Cina Harus Tanggung Jawab

fin.co.id - 2020-04-20 10:15:30 WIB

WASHINGTON - Lagi-lagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan pernyataan yang bernada ancaman. Ia menuding Cina harus bertanggungjawan dan wajib menghadapi konsekuensi kalau terhadap pandemi Virus Corona yan telah menyerang 217 negara.”Kalau itu memang kesalahan, ya itu kesalahan. Tapi kalau mereka secara sadar bertanggung jawab, ya menurut saya harus ada konsekuensi,” kata Trump kepada para wartawan pada konferensi pers harian.Ia tidak memberikan keterangan rinci soal tindakan apa saja yang mungkin akan diambil Amerika Serikat. Tapi Trump dan beberapa pembantu senior telah mengeluarkan kritik tajam terhadap Cina, yang dianggap tidak transparan setelah Virus Corona muncul di Kota Wuhan.Sejalan dengan itu, pekan ini pun Trump menghentikan bantuan bagi WHO yang ia anggap berpihak pada Cina. Washington dan Beijing, dua ekonomi terbesar di dunia, telah secara terbuka berdebat soal virus tersebut.

BACA JUGA: Wuhan di Bawah Bayang-Bayang Ketakutan

Trump pada awalnya memuji langkah Cina dalam menangani wabah corona tapi ia dan beberapa pejabat tinggi AS juga menyebut wabah tersebut sebagai virus Cina dan dalam beberapa hari belakangan meningkatkan retorika mereka.Trump mengatakan hubungan AS-China berjalan dengan baik sampai kemudian mereka melakukan ini. Ia mengacu pernyataannya itu pada kesepakatan sektor pertanian tahap pertama, yang dicapai baru-baru ini dengan tujuan untuk memadamkan perang dagang antara kedua negara.Menurut Trump, pertanyaannya sekarang adalah yang terjadi dengan virus corona itu apakah kesalahan yang tak bisa dihindari, atau dilakukan secara sengaja. ”Ada perbedaan besar antara kedua hal itu,” katanya. Trump juga mempertanyakan masalah terkait sebuah laboratorium virologi di Wuhan.Kantor Berita Fox News pekan ini juga melaporkan bahwa laboratorium itu kemungkinan telah mengembangkan virus corona sebagai bagian dari upaya Cina untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengidentifikasi dan memerangi virus tersebut.Trump mengatakan pemerintahannya sedang berupaya memastikan apakah virus itu muncul dari sebuah laboratorium milik Cina. ”Kami meragukan catatan kematian di Cina akibat Covid-19, yang angkanya kemudian pada Jumat (17/4) direvisi,” jelasnya.Trump juga menegaskan negara bagian Texas dan Vermont akan mengizinkan bisnis tertentu untuk dibuka kembali pada Senin (20/4) sambil tetap mengamati tindakan pembatasan terkait pencegahan penyebaran virus corona. Ia juga mengatakan Montana akan mulai mencabut pembatasan pada Jumat. ”Kami terus melihat sejumlah tanda-tanda positif bahwa kasus infeksi virus corona telah melewati puncaknya,” kata Trump kepada wartawan.

BACA JUGA: Riwayat Perjalanan Disisir Lewat Aplikasi

Namun, beberapa gubernur negara bagian telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan bertindak sebelum waktunya untuk membuka kembali perekonomian di wilayah mereka sampai lebih banyak tes Covid-19 dilakukan.Para pemimpin bisnis juga mengatakan kepada Trump bahwa negara perlu melakukan langkah pengujian Covid-19 yang menyeluruh sebelum perusahaan mereka dapat kembali beroperasi normal. Trump mengatakan langkah pengujian menjadi lebih baik dan semakin baik. Tetapi ia tidak memberikan bukti nyata.Dia bahkan mengatakan para gubernur dari kalangan Partai Republik maupun Demokrat telah mengumumkan langkah konkret untuk memulai fase pencabutan pembatasan secara aman dan bertahap. ”Texas dan Vermont akan mengizinkan bisnis tertentu untuk dibuka pada Senin dan pada saat yang sama masih membutuhkan tindakan yang tepat untuk pembatasan sosial,” paparnya.Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan keadaan kotanya benar-benar terpukul dengan wabah ini. ”Kota kami seperti kota mati. Ini harus kami lewati dengan kondisi yang benar-benar pasif. Entah kapan ini akan berakhir. Kami harus berjuang melewatinya, dengan hati waswas dan kondisi ekonomi yang paling terburuk sepanjang sejarah,” ungkapnya.Pemerintah Cina mengatakan sebanyak 1.300 orang yang meninggal karena Covid-19 di Kota. Angka tersebut merupakan setengah dari jumlah keseluruhan. Namun, Cina membantah tuduhan bahwa pihaknya menutup-nutupi angka. (fin/ful)

Admin
Penulis