News

PR Sudah Ketinggalan Zaman, Ini yang Perlu Dilakukan Anak saat Libur Sekolah

fin.co.id - 2024-06-15 19:15:26 WIB

Palajar Sekolah Dasar

fin.co.id - Pengamat pendidikan Indra Charismiadji mengungkapkan bahwa saat ini sudah bukan era pemberian tugas atau pekerjaan rumah (PR) pada siswa.

Terlebih pada masa libur panjang ini, siswa juga sudah tidak perlu dituntut untuk mengingat atau menghafal kembali materi pelajaran.

Pasalnya, saat ini perkembangan teknologi menghadirkan informasi dengan mudah, melalui Google, AI ChatGPT, hingga Copilot.

"Tantangan di era masyarakat 5.0 itu justru anak-anak kita dituntut untuk berinovasi," jelas Indra pada fin.co.id, Sabtu, 15 Juni 2024.

Baca Juga

Dalam hal ini, anak perlu didorong untuk menjadi seorang pencipta yang bisa menemukan solusi baru.

"Jadi mereka menciptakan sesuatu, berinovasi, menemukan solusi, dan itu bisa distimulasi," ujarnya.

Dalam hal ini, anak bisa didorong untuk melakukan project base learning dengan menggabungkan antara science, technology, engineering, art, dan mathematic (STEAM).

Sehingga, anak diharapkan dapat berpikir pada level C6 berdasarkan teori Revisi Taksonomi Bloom, yakni kemampuan mengkreasi (creating).

"Eranya sekarang adalah inovasi. Kalau kita menggunakan Revisi Taksonomi Bloom, mereka harus mampu berpikir di level C6."

Baca Juga

Indra menekankan agar orang tua bisa menemukan topik yang sesuai dengan passion anak sehingga anak tidak akan merasa terpaksa dan dengan antusias terjun di bidang tersebut.

"Dalam berinovasi, pasti (harus) sesuai dengan passion dia. Jadi tidak bisa dipaksakan mereka berinovasi yang bukan di passionnya. Tapi kalau itu di passion dia, dia akan mau terjun di bidang itu," ujarnya.

Adapun contoh metode STEAM ini seperti belajar coding hingga anak bisa membuat game sederhana sendiri.

Ia menambahkan, anak juga bisa didorong untuk membuat konten digital yang membahas tentang permasalahan di sekitar, seperti perubahan iklim, masalah-masalah di Jakarta, kemacetan di Jakarta, serta dampak IKN.

"Konten-konten yang seperti itu justru malah mendorong anak berkreasi. Jadi konten kreator pun dengan topik yang membumi, kontekstual," tuturnya.

Ia pun mencontohkan bagaimana inovasi ini berhasil dilakukan oleh kakak beradik di Bali yang mencetuskan program Bye-Bye Plastic Bag.

Admin
Penulis