Gus Miftah Bilang Dangdutan Tidak Dilarang Tapi Suara Tadarus Dilarang, Kemenag: Asbun dan Gagal Paham!

Gus Miftah Bilang Dangdutan Tidak Dilarang Tapi Suara Tadarus Dilarang, Kemenag: Asbun dan Gagal Paham!

Gus Miftah--Twitter/@ommi_siregar

Sebelumnya, Penceramah kondang KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah mengkritik aturan pembatasan pengeras suara yang dikeluarkan oleh Kemenag. 

Aturan ini dikritik keras oleh Gus Miftah dalam sebuah ceramah di Sukodono, Sidoarjo. 

"Saya tidak sepakat ada edaran tadarus tidak pakai speaker luar, tetap tadarus pakai speaker luar!" kata Gus Miftah berapi-api. 

"Tapi tahu jam, kalau sudah jam 10, ganti speaker dalam," lanjutnya. 

Menurut Gus Miftah syiar Ramadan yang ramai di malam hari diadakan hanya setahun sekali. Ia membandingkan dengan konser dangdut dengan suara keras yang kerap berlangsung sampai jam 1 dini hari tidak pernah dilarang. 

"Nanggap dangdutan di alun-alun sampai jam 1 malam ora urusan kok," kritik Gus Miftah lagi. 

Menurut pengasuh PP Ora Aji Yogyakarta ini, aturan kadang dibuat tidak adil. Ada beberapa orang yang menggelar pesta keramaian seperti dangdutan dan jarang kepang yang berlangsung sampai malam hari tidak dilarang. Padahal kegiatan tersebut murni bersenang-senang. 

Sementara kegiatan yang notabene positif seperti pembacaan ayat suci Al-Quran justru dilarang untuk diramaikan. 

"Giliran ada tadarus dilarang jarene mbrebeki kuping (berisik,Red)," kata Gus Miftah lagi. 

Padahal, lanjut pria yang tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini, syiar Ramadan yang disiarkan di pengeras suara memiliki banyak manfaat. Seperti mendorong anak-anak untuk lebih betah di Masjid untuk mengaji. 

"Anak-anak kecil sekarang disuruh ke Masjid susah. Makanya harus disemangati. Biar tidur di Masjid. Saya itu kecilnya tidur di Masjid," ujar Miftah.

(Anisha Aprilia) 

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: