Durian Kaesang

Durian Kaesang

Kaesang Pangarep-Harian Disway-

Kepada para relawan Jokowi itu Kaesang mengucapkan selamat berjuang di tempat berbeda, tapi tetap di tujuan yang sama: ikut Pak Jokowi.

Cara Kaesang berpidato lebih menarik dari gaya bapaknya. Sebagai anak muda 28 tahun pidatonya sangat matang. Gayanya masih khas Solo: datar, tidak meledak-ledak, tidak bombastis, tapi sangat lancar. Tanpa terlihat seperti melihat teks. Ia menguasai yang ia pidatokan. 

Pun ketika meneriakkan yel-yel nama suaranya tidak sampai menggelora. Dan ketika memberikan tantangan kepada kader PSI, nada tantangan itu tidak terasa menantang. "Mana solidaritasmu" katanya agak datar. Sahutan yang diberikan pun kurang meriah. 

Dalam keseluruhan pidatonya tiga kali Kaesang memberikan tantangan seperti itu. Baru yang kali ketiga terasa sedikit lebih menantang. Sambutan pun lebih meriah.

Menariknya: Kaesang bisa sesekali menyeletukkan humor-humor kecil. Maksudnya melucu. Dengan mimik yang tetap dingin. Tapi hadirin bisa menangkap kelucuan itu. Mereka tertawa. Humor khas Solo.

"Setelah masuk PSI ini banyak yang mengejek saya di medsos. Saya anggap dosisnya masih rendah," katanya. Bapaknya saja kuat dihantam ejekan dosis tinggi. "Saya tidak sampai dibilang PKI, anti Islam, antek Cina, dan plonga-plongo," tambahnya. 

Saya tidak tahu proses Kaesang masuk PSI. Dilamar atau melamar. Berapa lama pula negonya. Apa pula deal-deal di baliknya.

Kaesang menyebut PSI adalah partai yang mengusung ayahnya jadi presiden. Sampai dua periode. Dan tetap akan mendukung sang ayah. Selamanya.

Itu berarti PSI akan mendukung siapa pun calon presiden yang didukung Presiden Jokowi. Maka saat yang ditunggu pun tiba: "Siapakah calon presiden yang akan kita dukung?" ujar Kaesang membuat penasaran yang hadir. "Calon yang akan kita dukung adalah....," ucap Kaesang seperti akan menyebut nama tertentu, "....jangan kesusu". Tawa pun riuh.

"Ojo kesusu" adalah ucapan Presiden Jokowi setiap kali ditanya siapa capres yang harus dipilih. Jangan kesusu. 

Awalnya Pak Jokowi seperti menjagokan Ganjar Pranowo. Belakangan seperti beralih ke Prabowo. Entah akhirnya. 

Waktu yang mepet akan memaksa pilihan itu harus segera dijatuhkan. Kalau pun tidak ke susu bisa ke dada.

Banyak yang menafsirkan jangan kesusu itu untuk menunggu putusan Mahkamah Konstitusi soal batasan umur calon wakil presiden. Kalau bisa diubah dari 40 tahun ke 35 tahun mungkin saja Prabowo akan menggandeng kakak Kaesang yang wali kota Solo. Maka yang tidak kesusu tadi bisa jelas maksudnya.

Tapi mantan Ketua MK Mahfud MD membuat penegasan. Anda sudah tahu dari media: MK tidak boleh membuat aturan baru. Hanya boleh membatalkan atau tidak membatalkan peraturan. Tidak boleh mengubah. Yang bisa mengubah adalah DPR.

Tapi itu tidak lagi mutlak. MK sudah beberapa kali membuat putusan yang dimaksud. Kita lihat saja putusannya nanti.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Kaya Lama

13 jam

Lia Ahok

5 hari

Lia Camino

1 minggu

James Today

1 minggu

James Camino

1 minggu

Seragam Baru

1 minggu