Malaysia Menjiplak Lagu Halo-Halo Bandung, DPR RI Desak Pemerintah Kirim Nota Protes

Malaysia Menjiplak Lagu Halo-Halo Bandung, DPR RI Desak Pemerintah Kirim Nota Protes

Gedung DPR RI, Senayan- Jakarta. -FIN.CO.ID/Afdal Namakule-

Sebagai anggota dari komisi yang membidangi urusan pendidikan, seni, dan budaya, Andreas menilai pemerintah harus lebih proaktif dalam menjaga warisan budaya.

Dia berharap ada diskusi lebih lanjut terkait masalah penjiplakan seni budaya Indonesia dengan pihak Malaysia untuk mengklarifikasi dan meluruskan mengenai dugaan pelanggaran ini.

“Ini demi memastikan keadilan untuk kedua negara. Dan jika pelanggaran terbukti benar, Malaysia harus bersedia mengakui dan memulihkan seni budaya yang diklaimnya kepada Indonesia,” ujarnya.

Andreas menyebut plagiat yang dilakukan Malaysia tidak hanya merugikan pencipta karya asli, tetapi juga merampas kekayaan budaya Indonesia.

Ia pun mendorong masyarakat untuk melaporkan apabila menemukan pelanggaran-pelanggaran serupa demi harga diri bangsa.

“Kita sebagai bangsa harus bersatu untuk menjaga warisan budaya dan karya-karya seni kita. Ini adalah tanggung jawab kita untuk melindungi apa yang kita miliki dan memastikan bahwa dunia tahu betapa beragam dan kayanya budaya Indonesia,” pesan Andreas.

Lagu Halo-Halo Bandung ciptaan Ismail Marzuki diduga diplagiat menjadi lagu berjudul Helo Kuala Lumpur. Lagu yang muncul di salah satu kanal YouTube Malaysia tersebut dibuat dengan instrumen dan lirik yang mirip dengan lagu Halo-Halo Bandung.

Dugaan penjiplakan tersebut lantas membuat geram masyarakat Indonesia, termasuk di jagat maya setelah video lagu Helo Kuala Lumpur menjadi viral.

Lebih lanjut, Andreas mengatakan Indonesia harus tegas dalam menghadapi Malaysia karena bukan kali pertama negeri jiran tersebut mengeklaim kebudayaan Indonesia.

Lagu Rasa Sayange Asa Maluku Juga Diklaim Malaysia

Dia pun memerinci, Malaysia pernah menggunakan lagu Rasa Sayange asal Maluku ciptaan putra daerah, Paulus Pea, untuk promosi pariwisata bertajuk Malaysia Truly Asia pada 2017.

Malaysia kembali menggunakan lagu Rasa Sayange dalam pembukaan SEA Games 2017 saat negara tersebut menjadi tuan rumah gelaran olahraga se-Asia Tenggara itu.

Malaysia, kata Andreas, juga mengklaim setidaknya 12 warisan budaya Indonesia sebagai bagian budaya negaranya. 

Ke-12 warisan budaya tersebut, yakni pencak silat, wayang kulit, tari piring, tari Tor-Tor, angklung, batik, Lunpia/Lumpia Semarang, alat musik Gordang Sambilan, beras Adan, hingga kuda lumping.

Kendati Malaysia memiliki kemiripan dalam hal budaya dengan Indonesia, Andreas menilai kepemilikan budaya asli tidak boleh asal diakui.

“Ini adalah tindakan yang tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga menciptakan ketegangan antara dua negara tetangga, termasuk masyarakat kedua bangsa. Padahal sebagai saudara satu rumpun, Indonesia dan Malaysia seharusnya bekerja sama dalam menjaga perdamaian dan harmoni di kawasan,” kata dia.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: