Demokrat Bongkar Rahasia, Sebelum Cak Imin Jadi Cawapres, Ternyata Anies Baswedan Pilih AHY

Demokrat Bongkar Rahasia, Sebelum Cak Imin Jadi Cawapres, Ternyata Anies Baswedan Pilih AHY

Cak Imin dan AHY menyapa wartawan sebelum dua petinggi partai itu menggelar pertemuan bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di ruang perpustakaan pribadinya, di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/5/2023). ANTARA/Genta --

Demokrat Bongkar Rahasia - Partai Demokrat akhirnya blak-blakan setelah Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin jadi cawapres Anies Baswedan.  

Partai Demokrat mengklaim, jika Anies Baswedan sebetulnya telah memilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapresnya di Pemilu 2024. 

Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menerangkan, jika Anies menghubungi AHY pada 12 Juni 2023 untuk menyampaikan keinginannya. 

"Anies menghubungi pada 12 Juni 2023 dan mengatakan kepada Ketum AHY, 'Saya ditelepon beberapa kali oleh Ibu saya dan guru spiritual saya, agar segera berpasangan dengan capres-cawapres Anies-AHY'," kata Teuku, Kamis 31 Agustus 2023. 

Teuku melanjutkan, Anies Baswedan telah memutuskan untuk memilih AHY sebagai cawapresnya pada 14 Juni 2023. 

Nama Ketum Partai Demokrat AHY pun telah disampaikan kepada para ketum dan majelis tertinggi partai koalisi.

BACA JUGA:

"Dalam hal ini, langsung kepada Surya Paloh (Ketum NasDem), Salim Segaf Al Jufri (Ketua Majelis Syuro PKS) dan Ahmad Syaikhu (Presiden PKS), serta kepada AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat," imbuhnya.

Teuku mengatakan, saat Anies mati tersebut. para pimpinan partai politik itu tidak ada penolakan. 

Anies Baswedan menjelaskan beberapa alasan mengapa memilih AHY sebagai cawapres di Pemilu 2024.

Alasan Anies memilih AHY adalah karena AHY memenuhi seluruh syarat dan kriteria yang ditentukan dalam Piagam KPP. 

AHY juga dinilai Anies memiliki keberanian dan bersedia menempuh risiko untuk menjadi pendampingnya, meski ketika itu Demokrat terancam diambil alih Moeldoko melalui peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung.

"Anies melihat syarat keberanian itu sebagai syarat ke-0 yang tidak dimiliki oleh kandidat cawapres lainnya. Pernyataan soal syarat ke-0 ini juga telah disampaikan kepada publik," kata Teuku.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: