Penyebab Konflik Sudan, Pertikaian Dua Kubu Tentara Nasional dengan Pasukan RSF

Penyebab Konflik Sudan, Pertikaian Dua Kubu Tentara Nasional dengan Pasukan RSF

Rakyat Sudan tetap menggelar protes di jalan guna menuntut Dewan Peralihan Militer (MTC) menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah sipil. (Anadolu Agency)--

Penyebab Konflik Sudan - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyerukan kepada dua jenderal Sudan paling kuat untuk mewujudkan gencatan senjata. 

Pernyataan Blinken ini dikeluarkan saat pertempuran semakin sengit di tengah perebutan kekuasaan antara dua faksi militer yang berseteru di konflik Sudan.

Penyebab konflik Sudan dimulai dengan pertempuran pada Sabtu 15 April 2023 antara tentara nasional Sudan dengan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) di ibukota Khartoum dan wilayah sekitarnya.

Blinken berbicara secara terpisah melalui sambungan telepon dengan Jenderal Abdel Fattah al Burhan, Komandan Tentara Nasional Sudan, dan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal dengan "Hemedti," komandan RSF, menurut pernyataan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS.

BACA JUGA:China: Perjalanan Kapal Perang AS di Selat Taiwan Pelayaran Provokatif

Blinken menekankan pentingnya mencapai gencatan senjata  konflik Sudan untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan. 

Serta membolehkan masyarakat internasional di ibukota Khartoum guna memastikan kehadiran mereka aman, menurut pernyataan itu.

Dia mengungkapkan "keprihatinan mendalam" atas banyaknya korban tewas dan korban luka dari warga sipil Sudan akibat pertempuran yang berkelanjutan dan tanpa pandang bulu, tambah pernyataan itu.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), jumlah korban tewas mencapai 180 dan 1.800 lainnya menderita luka di pertempuran terbaru antara dua kelompok militer yang tengah konflik di Sudan.

BACA JUGA:China Bantah Tudingan Amerika Serikat bahwa TikTok Mengancam Keamanan Nasional AS

Otoritas Pembangunan Antar Pemerintah (IGAD), sebuah blok negara-negara Afrika Timur, memutuskan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas langkah penyelesaian konflik Sudan antara tentara dengan pasukan paramiliter (RSF).

Juru bicara IGAD Nuur Mohamud Sheekh mengatakan kepada Anadolu bahwa para pemimpin negara anggota blok Afrika Timur itu akan bertemu pada Minggu dan membahas perkembangan di Sudan ketika militer negara itu terus bertikai dengan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) hingga hari kedua.

Setelah pertempuran dimulai pada Sabtu, para pemimpin negara tetangga termasuk Ethiopia, Kenya dan Somalia mendesak untuk mengakhiri aksi kekerasan itu.

Presiden Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat mendesak kedua pihak di Sudan untuk segera menghentikan tindakan yang merusak negara itu dan juga mendorong masyarakat internasional untuk mencari cara mengakhiri pertempuran.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: