Ultah Dewa

Ultah Dewa

Dahlan Iskan (tengah-pakai baju warna kuning).-disway.id-

Di sepanjang jalan menuju kelenteng Ling Hok Bio masyarakat menyaksikan di pinggir jalan. Sambil banyak yang menuding-nuding saya. Pengeras suara memang menyebut si pembawa dewa adalah anaknya Pak Iskan itu.

Menjelang sampai di Ling Hok Bio perjalanan kami harus berhenti. Di situ diadakan penyambutan dari tuan rumah. Petasan dihampar di depan kami. Meletus bersautan. Letusan mercon reda kami disambut Barongsai tuan rumah. Lalu satu hamparan mercon lagi digelar. Letusannya bertubi-tubi. Meriah sekali.

Tiba di depan altar Ling Hok Bio dewa Bumi itu saya serahkan ke tuan rumah. Untuk diletakkan di altar khusus. Ditonton ratusan orang.

Saya pun memperhatikan altar itu. Sudah banyak dewa berjajar di situ. Rupanya sudah banyak delegasi dari kelenteng lain yang lebih dulu menyerahkan dewa ke tuan rumah.

BACA JUGA:Bahagia Sejahtera

Setelah kami pun masih akan banyak dewa-dewa lain yang berdatangan.

Pagi ini dewa-dewa itu akan diarak keliling jalan-jalan di pecinan Semarang. Untuk pawai ta'aruf. Memperingati ulang tahun kelahiran salah satu dewa unggulan di Ling Hok Bio.

Di sepanjang jalan dekat Ling Hok Bio terlihat berjajar ''paddock'' para dewa. Di ''paddock'' masing-masing terdapat tandu. Sedang dihias dengan bunga. Semua sibuk menghias tandu. Satu kelenteng, satu tandu.

Di tandu itulah, Minggu pagi ini, dewa diletakkan. Untuk dipikul, dibawa berpawai ta'aruf para dewa.

BACA JUGA:Corpu Inspirasi

Saya sudah beberapa kali ikut arak-arakan dewa seperti itu. Di Bogor saja dua kali. Juga di Singkawang.

Yang di Semarang ini adalah untuk merayakan hari lahir salah satu dewa di kelenteng Ling Hok Bio. Di antara lebih 70 kelenteng itu saya lihat ada klenteng Slawi (Tegal), Bandung, Tangerang, Krian, Jalan Demak Surabaya. Dan banyak lagi.

Tidak semua kelenteng kirim dewa ke acara ini. Kelenteng tua tahun 1771 tadi termasuk yang tidak ikut mengirimkan dewa. Padahal kelenteng ini punya lebih dari 40 dewa. Altarnya saja 29. Tiap dewa ditempatkan di satu altar tersendiri.

Banyaknya altar itu membuat kelenteng ini ramai. Punya banyak dewa. Dewa apa saja ada. Maka yang datang untuk minta sesuatu ke dewa tanah bisa dilayani. Yang minta keadilan bisa datang ke dewa Hakim Bao. Lalu ada dewa Kwan Im. Bahkan di sini ada dewa Cheng Ho –rupanya Cheng Ho sudah didewakan. Masih ada lagi Buddha. Dewa laut. Dewa penolakan bencana. Dewa kepintaran. Dan banyak lagi.

BACA JUGA:Paranjoy Kerikil

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Tiyo Bayu Nugro

Tentang Penulis

Sumber:

Berita Terkait

Jaga Hati

3 hari

Nilai Wong

1 minggu

Nilai Nol

1 minggu

Perang Bukan

1 minggu

Fokus Tiga

1 minggu

Zeni

2 minggu