Jokowi Resmikan Bendungan Sadawarna, Pengamat Sebut Wujud Perhatian Pemerintah Kepada Petani

Jokowi Resmikan Bendungan Sadawarna, Pengamat Sebut Wujud Perhatian Pemerintah Kepada Petani

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Selasa 27 Desember 2022. (Dok Birkompu)--

Dibelaskan Wayan, bendungan yang sudah dibangun itu akan terlihat efektif atau tidak saat aktivitas tanam, dimana yang sebelumnya hanya sekali tanam dalam setahun bisa naik menjadi tiga kali tanam dalam setahun tidak setelah bendungan di bangun. 

“Jadi bendungan itu akan efektif apabila persawahan tertentu selama ini hanya bisa ditanam sekali saat tak ada hujan, terus dengan adanya bendungan bisa ditanam tiga kali, itu baru bendungan itu fungsinya maksimal,” jelasnya.

Produksi beras akan meningkat lagi jika tanah yang tidak subur diberikan pupuk organik dan hayati agar tanah menjadi subur dan produksi akan meningkat. 

“Tanahnya diremediasi, diperkaya pupuk organik dan mikroba memakai pupuk kimia sedikit saja. Selanjutnya memakai benih varietas terbaru yang selama ini hanya 5,2 ton menurut rektor IPB. Terus memakai hasil benih riset terbaru yang biasanya 5 ton di dongkrak menjadi 8 ton dan 9 ton, itulah yang dilakukan Vietnam,” ungkapnya.

“Terus tata niaga yang berpihak, inovasi yang membumi kalau selama ini ternyata hanya dapat 5 ton terus pakai benihnya itu bisa 12 ton. Anggaplah jadi 8 ton, wah bisa 4 juta ton itu dari dampak dari bendungan, itu cara mengkajinya,” tambahnya.

Lebih jauh Wayan, Pemerintah harus melibatkan para praktisi, akademisi hingga birokrasi untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait dengan kehadiran bendungan untuk meningkatkan hasil produksi dan juga mensosialisasikan varietas baru dari IPB.

“Ada akademisi ada praktisi ada birokrasi dan ada insan pers yang mensosialisasikan ke masyarakat, oh kita punya bendungan, kita punya varietas di IPB yang terbaru, kita ada mikroba ayo kita naikkan produktivitas perhektarnya per tahun, namanya apresiasi lahan persatuan hektar dalam setahun,” paparnya. 

Wayan pun mencontohkan negara-negara luar yang tidak memiliki lahan pertanian tetapi mereka menyapu menjadi lumbung pangan dunia saat ini.

“Contoh konkret Ethiopia, Israel tanah tandus dulu tidak bernilai sekarang jadi lumbung pangan dunia. Contoh konkret lagi Dubai dan Belanda itu negara maju tetapi kenapa apresiasi lahan per hektar per tahunnya di atas 800 juta, kita nggak sampai 1 juta karena di negeri kita banyak yang terlantar,“ tandasnya. 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: