Kebocoran Metana di Jalur Pipa Nord Stream Mengancam Ekosistem

Kebocoran Metana di Jalur Pipa Nord Stream Mengancam Ekosistem

Kebocoran Metana di Jalur Pipa Nord Stream Mengancam Ekosistem, Ilustrasi oleh Pexels dari ixabay --

JAKARTA, FIN.CO.ID - Lebih dari dua bulan setelah kebocoran gas pertama di jalur pipa Nord Stream dilaporkan, tingkat metana masih tinggi dan berpotensi menimbulkan ancaman bagi ekosistem.

Temuan ini disampaikan para peneliti universitas di Swedia pada akhir pekan lalu.

Menurut penelitian tersebut, sebagian besar gas metana yang bocor dari jalur pipa di dasar Laut Baltik, tidak naik sampai ke atmosfer.

"Akan tetapi, metana larut dalam air dan menyebar mengikuti arus," ujar peneliti University of Gothenburg dalam sebuah siaran pers.

"Dalam dua pekan pertama, kami melihat tingkat metana yang sangat tinggi, hampir terlalu tinggi untuk diukur oleh sensor kami dan mungkin hingga seratus kali lebih tinggi dari tingkat normal".

Meski begitu, para peneliti mengakui ada penurunan kadar metana yang sudah sampai ke level normal.

"Namun demikian kami bahkan terkadang masih melihat sisa-sisa metana yang sangat tinggi," kata Bastien Queste, seorang ahli kelautan di universitas tersebut.
 
Penelitian ini sendiri merupakan hasil kerja sama dengan yayasan penelitian kelautan Swedia, Voice of the Ocean.

Para peneliti mengerahkan robot bawah air untuk melakukan pengukuran berkelanjutan dan data dikirim ke peneliti melalui satelit

"Metana dalam jumlah besar yang larut dalam air itu mungkin akan memengaruhi kehidupan laut," papar Thomas Dahlgren, seorang ahli biologi kelautan di Departemen Ilmu Kelautan University of Gothenburg.

Dahlgren berteori bahwa penurunan metana yang cepat adalah karena dicerna oleh bakteri, sesuatu yang akan memicu fertilisasi berlebihan dan pengasaman laut.

"Itulah yang terjadi setelah kebocoran serupa di Teluk Meksiko pada 2010," ungkap Dahlgren.

Jalur pipa tersebut menyimpan sekitar 778 juta meter kubik metana ketika mengalami kerusakan, lapor Badan Energi Denmark.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: