Penerapan Ekonomi Sirkular di Sektor AMDK, Manfaat Ekonomi dan Tantangan Terkini di Indonesia

Penerapan Ekonomi Sirkular di Sektor AMDK, Manfaat Ekonomi dan Tantangan Terkini di Indonesia

Pembersihan sampah oleh petugas di aliran sungai Bekasi. (Ist)--

Komisi IV DPR RI, Vita Ervina, pada sebuah acara Bimbingan Teknis Optimalisasi Pengelolaan Sampah Melalui Program Bank Sampah pada Kamis, 13 Oktober 2022, di Kota Magelang, Yogyakarta, menjelaskan Peraturan Menteri (Permen) LHK No 75 Tahun 2019 mengenai Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen mengamanatkan produsen melakukan pengumpulan sampah dari produk kemasan untuk didaur ulang.

Dalam acara yang diadakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tersebut, Vita juga menyebut salah satu tugas pemerintah dan pihak swasta adalah bagaimana mengubah cara pandang konsumen terhadap plastik kemasan bekas pakai agar tidak dilihat sebagai sampah, namun sebagai komoditas yang dapat didaur ulang. 

Kemasan bekas pakai misalnya plastik kemasan harus terus dipertahankan nilainya serta dimaksimalkan penggunaannya melalui proses daur ulang (re-cycling), penggunaan kembali (re-use) ataupun produksi ulang (re-manufacture). 

Beberapa pemain besar industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) selama ini aktif mengkampanyekan terkait konsep 3R tersebut (re-cycling, re-manufacture, re-use) terutama untuk produk recycled polyethylene terephthalate, or recycled PET. 

Beberapa produsen besar, Danone-AQUA telah menyatakan berkomitmen membuat 100% kemasan plastiknya dapat digunakan ulang (menggunakan bahan rPET), didaur ulang atau dapat terurai pada tahun 2025.

Adapun beberapa produk AMDK yang populer di Indonesia adalah kemasan botol, kemasan gelas, dan kemasan galon, atau isi ulang. 

Di kemasan galon, pelaku industri AMDK baru-baru ini dikejutkan oleh paparan Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan Martin Suhendri, yang menyampaikan pihaknya menemukan kandungan Bisphenol-A, atau BPA yang berlebihan pada air minum kemasan galon di enam daerah di Indonesia, Senin, 12 September 2022.

Sebagai informasi, kemasan galon menggunakan polikarbonat, bukan rPET dalam materi kemasannya.

BPA merupakan zat kimia pengeras plastik yang digunakan untuk memproduksi galon. Zat ini disebutkan berpotensi mengganggu sistem reproduksi dan sistem kardiovaskular hingga gangguan perkembangan otak. Paparan BPA yang berlebih juga berpotensi memicu kanker, hingga penyakit ginjal.

Keenam daerah diduga ada banyak botol galon dengan BPA berlebih di antaranya adalah di Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh dan Aceh Tenggara. Martin Suhendri mengatakan BPOM menemukan bahwa hasil uji migrasi BPA pada beberapa kemasan produk air galon didapati melebihi 0,6 ppm, atau level yang dianggap aman.

Setelah penemuan tersebut, isu mengenai rencana BPOM memberikan label BPA-Free pada produk galon guna ulang menjadi ramai dibicarakan karena tidak sedikit masyarakat yang menjadi khawatir dengan adanya isu ini dan mempertanyakan kelayakan dari penggunaan galon guna ulang untuk konsumsi minum mereka. 

Bisnis air galon atau kemasan isi ulang (refill) selama ini dianggap sebagai bisnis yang ramah lingkungan dan berdampak pada ekonomi masyarakat, lingkungan, hingga sosial. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB-UI) baru saja mengumumkan terkait melakukan studi analisa dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial terhadap penggunaan galon. 

LPEM FEB-UI, secara khusus menganalisa produk merk Danone-AQUA. Dalam sebuah acara pada 12 Oktober 2022 lalu, Bisuk Abraham Sisungkunon dari LPEM FEB-UI memaparkan hasil studi lembaganya dalam acara yang merupakan bagian dari Gerakan #BIJAKBERPLASTIK Danone-AQUA. 

Menurut studi LPEM FEB-UI, pada aspek lingkungan, penggunaan galon ini dapat mengurangi tumpukan sampah botol PET di tempat pemrosesan akhir sebanyak 316 ton, berhasil mengurangi jumlah sampah kemasan plastik yang tidak ditangani secara berkelanjutan (dibakar, dikubur, dibuang sembarangan) sebesar 996 ton. 

Dengan adanya pemanfaatan kemasan kembali, produsen juga dapat menekan jumlah pembuatan plastik baru sebagai kemasan sekali pakai, sebesar 4.152 ton.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: