Korban Tragedi Kanjuruhan ke-134 Meninggal Karena Luka di Kepala dan Tulang Dada

Korban Tragedi Kanjuruhan ke-134 Meninggal Karena Luka di Kepala dan Tulang Dada

Old Star Persita menggelar doa bersama mengenang sepekan tragedi di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan ratusan suporter sepak bola. --

BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Gak Peduli Kandungan Kimianya, yang Pasti Gas Air Mata Penyebab 132 Orang Tewas

BACA JUGA:Rekaman CCTV Tragedi Kanjuruhan Diduga Dihapus, Polri Bilang Begini

Andi Setiawan, warga Kota Malang, tercatat sebagai korban tragedi Kanjuruhan ke-133 yang meninggal dunia. Andi meninggal dunia pada 18 Oktober 2022.

Kericuhan yang terjadi pada malam 1 Oktober 2022 selepas pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 membuat petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter menggunakan gas air mata.

Kejadian itu menyebabkan 134 orang meninggal dunia serta ratusan orang terluka, sebagian di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Korban Meninggal di Tragedi Kanjuruhan Karena Tembakan Gas Air Mata.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, gas air mata yang menyebabkan 132 orang meninggal di tragedi Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu. 

Mahfud menjelaskan bahwa, bukan racun di dalam gas air mata, tapi tembakan gas air mata oleh kepolisian yang menyebabkan kepanikan hingga meninggal dunia karena berdesak-desakan. 

"Saya nggak peduli sekarang seberapa besar kandungan kimia yang mematikan (dalam gas air mata), itu tidak penting. Karena bukan kimianya yang menyebabkan, tetapi penembakannya yang menyebabkan orang panik kemudian berdesak-desakan dan mati," kata Mahfud, Kamis 20 Oktober 2022.

Mahfud yang juga sebagai Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan ini mengatakan, pihak yang paling bertanggungjawab dalam tragedi Kanjuruhan adalah PSSI dan Kepolisian. 

"Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung, tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari ke tempat yang sama, desak-desakan, mati. Jadi, penyebabnya ya gas air mata," kata Mahfud lagi.

 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: