Detik-detik Kubah Masjid Jakarta Islamic Center Roboh Imbas Dilalap Kobaran Api, Warga Histeris!

Detik-detik Kubah Masjid Jakarta Islamic Center Roboh Imbas Dilalap Kobaran Api, Warga Histeris!

Masjid Jakarta Islamic Center Roboh Karena Kobaran Api pada Rabu, 19 Oktober 2022-@ucikini-Twitter

hingga berita ini diturunkan masih berjibaku memadamkan api di tempat kejadian dan belum diketahui penyebab kebakaran tersebut.

Meski begitu ternyata ada kisah menarik di balik berdirinya Masjid Jakarta Islamic Center yang kini terlihat megah.

Diketahui, lahan yang dijadikan lokasi Masjid Islamic Center Koja, Jakarta Utara itu dulunya merupakan tempat lokalisasi Kramat Tunggak. 

Di Era Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, lahan itu kemudian dijadikan Islamic Center. 


Kubah Masjid Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara terbakar, Rabu, 19 Oktober 2022.-Screenshot Instagram/@reman.1453-

BACA JUGA:Heru Budi Buka Layanan Pengaduan Warga, Politisi: Mengukuhkan Marwah Balaikota sebagai Istana Rakyat Jakarta

BACA JUGA:Kawal Sidang Perdana, Pendukung Bharada E Serbu PN Jaksel

Selain itu, Masjid Jakarta Islamic Center semula merupakan tempat prostitusi di Kramat Tunggak dengan nama sebuah Panti Sosial Karya Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak, yang terletak di jalan Kramat Jaya RW 19, Tugu Utara, Koja, Kotamadya Jakarta Utara.

Dilansir dari situs resmi Masjid Jakarta Islamic Center, areal tersebut tepatnya menempati lahan seluas 109.435 m2 yang terdiri dari sembilan Rukun Tetangga (RT).

Kramat Tunggak, kemashurannya tidak saja terkenal di Indonesia, namun juga terkenal hingga ke seluruh Asia Tenggara sebagai pusat jajan terbesar bagi kaum hidung belang.

Saat awal pembukaannya pada 1970-an, terdapat 300 orang Wanita Tuna Susila (WTS) atau PSK dengan 76 orang germo. Jumlah ini terus bertambah seiring bertambah bulan dan tahun.

BACA JUGA:Makan Nanas Muda Bisa Cegah Kehamilan? Dengar Dulu Kata Dokter

BACA JUGA:Janji Rizky Billar Usai Polisi Hentikan Kasus KDRT yang Dilaporkan Lesti Kejora

Menjelang akhir ditutupnya tempat prostitusi Kramat Tunggak 1999, jumlahnya mencapai 1.615 orang Wanita Tuna Susila (WTS) atau PSK di bawah asuhan 258 orang germo atau mucikari. Mereka tinggal di 277 unit bangunan yang memiliki 3.546 kamar.

Artinya, lokalisasi ini tumbuh dan berkembang dengan pesat yang akhirnya menimbulkan masalah baru pada masyarakat di lingkungan sekitarnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Ari Nur Cahyo

Tentang Penulis

Sumber: