Hari Pangan Sedunia: Berdaulat Melalui Keragaman Pangan Lokal

Hari Pangan Sedunia: Berdaulat Melalui Keragaman Pangan Lokal

Bulir Sorgum, bahan pangan berkarbohidrat asal Indonesia sebagai pengganti beras (Ist)--

Di Indonesia, beras menjadi sumber pangan dengan rata-rata konsumsi rumah tangga sebesar 94,9 kg/kapita/tahun pada tahun 2019. 

Diperlukan sekitar 2,5 juta ton beras per bulan untuk memenuhi kebutuhan jumlah penduduk Indonesia yang hampir 270 juta jiwa (Badan Ketahanan Pangan, 2020).

Program cetak sawah masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang jumlahnya terus bertambah.  Ini seperti realitas dari teori Malthus tentang Essay on Population bahwa populasi bertambah menurut deret ukur, sementara produksi makanan cenderung bertambah menurut deret hitung.

BACA JUGA:Kejagung Berlakukan Pengamanan Tertutup Bagi Jaksa yang Kawal Sidang Ferdy Sambo Cs

BACA JUGA:Heru Budi Hartono Dilantik Sebagai PJ Gubernur DKI Jakarta Pagi Ini

Merujuk realitas di atas, Indonesia memerlukan transformasi sistem pangan nasional yang dimulai dari sisi permintaan.  Masyarakat Indonesia perlu kebiasaan baru dalam pola konsumsi makanan pokok, bukan hanya nasi tapi juga ragam pangan lokal lainnya.

Sumber Pangan Lokal Berkarbohidrat

Terkait sumber karbohidrat, tidak hanya beras, Indonesia memiliki beragam biji-bijian sumber karbohidrat, seperti jewawut, sorgum, hingga jelai. Selain itu, hampir di semua daerah memiliki umbi-umbian seperti ubi jalar dan talas. 

Papua, yang tahun 2018 lalu dilanda bencana gizi buruk, memiliki kekayaan umbi luar biasa. Sebanyak 224 kultivar ubi jalar ditemukan di Lembah Baliem dan Wissel, sedangkan di Anggi tercatat 60 kultivar (Schneider et al., 1993 dalam Suhendra dkk, 2014). 

Papua juga memiliki kekayaan talas. Hasil seleksi LIPI menemukan 20 kultivar talas yang dianggap potensial. 

BACA JUGA:Hari Ini Sidang Perdana Ferdy Sambo Dkk Digelar di PN Jaksel

BACA JUGA:Catat, Ini Jadwal Lengkap Sidang Ferdy Sambo Cs dan Para Hakimnya

Talas merupakan plasma nutfah penting karena merupakan salah satu jenis umbi-umbian asli Indonesia dan sudah teruji serta terbukti mampu beradaptasi dengan baik. 

Bahkan, domestifikasi pertama talas di dunia kemungkinan dilakukan oleh leluhur orang Papua, yang terlihat dari jejak pembukaan hutan di Baliem 7.000-6.000 tahun lalu. 

Bagian terendah lembah-lembah dataran tinggi utama di Baliem terbukti telah dibuka dan ditanami talas dan pisang (Suhendra dkk, 2014). 

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: