Sri Mulyani Bilang Masyarakat Sulit Membeli Rumah, Dikarenakan Gejolak Global Meningkatnya Suku Bunga

Sri Mulyani Bilang Masyarakat Sulit Membeli Rumah, Dikarenakan Gejolak Global Meningkatnya Suku Bunga

Ilustrasi - Proyek perumahan pascabencana yang dibangun Kementerian PUPR-Birkompu-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, jika masyarakat akan sulit membeli rumah. 

Hal ini disebabkan gejolak global berupa meningkatnya suku bunga yang ternyata memberi implikasi terhadap sektor perumahan. 

(BACA JUGA:Barcelona Punya 3,1 Triliun dan Daftar Belanja Pemain, Ada Nama Cristiano Ronaldo?)

“Ini akan menjadi salah satu hal implikasi dari situasi dunia, ada pengaruhnya ke sektor perumahan,” katanya, Rabu, 6 Juli 2022.

Sri Mulyani menuturkan, hal itu terjadi karena suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang turut tinggi akan membuat masyarakat semakin kesulitan untuk memiliki rumah.

“Beli rumah mortgage time-nya 15 tahun, di awal hanya berat di suku bunga, principle-nya di belakang. Dengan price rumah dan interest rate yang cenderung naik dengan inflasi tinggi maka masyarakat semakin sulit membeli,” jelasnya.

Oleh sebab itu, ia memastikan pemerintah fokus menggunakan keuangan negara untuk membantu masyarakat berpendapatan rendah agar bisa membeli rumah.

(BACA JUGA:Baznas Ajak Masyarakat Tak Terlarut dalam Kasus ACT)

Hal tersebut mencerminkan prinsip keadilan dalam penggunaan keuangan negara mengingat tidak semua masyarakat Indonesia memiliki kemampuan daya beli yang sama termasuk mengenai pembelian rumah.

“Yang kita perlu address untuk pembangunan Indonesia yang semakin berkeadilan adalah equality-nya makin baik yaitu mereka yang can’t afford (membeli rumah) bisa dibantu melalui berbagai instrumen,” kata Sri Mulyani.

Beberapa program pemerintah untuk mendorong masyarakat agar memiliki rumah di antaranya melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Pemerintah menargetkan 200 ribu unit rumah yang akan mendapat subsidi FLPP pada tahun ini dengan alokasi anggaran mencapai Rp19,1 triliun.

(BACA JUGA:Usai Pesta Alkohol, Francesco Bagnaia Kecelakaan)

Sementara sepanjang 2010 hingga semester I-2022 pemerintah telah memberikan subsidi bagi 1,38 juta rumah dengan total pembiayaan APBN mencapai Rp85,7 triliun. “Ini angka luar biasa besar,”  katanya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: