Catatan Dahlan Iskan

Catch Kill

fin.co.id - 04/05/2024, 06:00 WIB

Donald Trump

Sialnya Trump pecah kongsi dengan Cohen. Maka Cohen pun ''bernyanyi''. Termasuk dari mana asal uang tutup mulut itu: dari perusahaan Trump. Hanya saja di buku pengeluaran tidak ditulis begitu. Ini dianggap melanggar praktik hukum bisnis.

Bisa saja Trump menolak pengakuan saksi kunci. Tapi Cohen ternyata punya rekaman pembicaraan mereka. Waktu itu Cohen merekamnya. Tinggal apakah perekaman gelap seperti itu sah di pengadilan.

Masalahnya: yang akan menentukan salah atau tidak nanti bukan ahli hukum. Bukan hakim. Yang menentukan adalah dewan juri: tujuh orang. Mereka tidak berpegang pada pasal-pasal hukum. Mereka berpegang pada rasa keadilan: salah atau tidak.

Sepanjang Selasa sampai Kamis lalu Trump harus ke pengadilan setiap hari. Alangkah kesalnya. Baru Jumat-Sabtu-Minggu ia libur sidang. Ia gunakan waktu tiga hari itu untuk kampanye Pilpres. Selasa depan mulai lagi. Tiap hari lagi. Inilah kali pertama seorang mantan presiden Amerika menjadi pesakitan kriminal. 

Dan Anda tahu: masih ada empat perkara kriminal lain yang menunggu. Dari empat itu rasanya hanya soal uang tutup mulut ini yang bisa mencapai vonis sebelum Pilpres November depan.

Hanya fighter sekelas Trump mampu menghadapi serangan dari delapan penjuru angin seperti itu. Trump adalah pendekar tupai melompat. Belum tentu kali ini pun sang tupai terjatuh. (*)

Afdal Namakule
Penulis
-->