Kredo yang didengungkan pun seksi: pulih bersama, tumbuh perkasa. Recover together, Recover stronger.
Ternyata belum-belum sudah tidak bisa bersama –kalau Putin benar-benar tidak datang.
Tiga agenda besar itu, Anda pun setuju, sebenarnya begitu pentingnya. Arsitektur kesehatan global mendesak dirumuskan. Covid-19 telah menyadarkan pentingnya arsitektur itu.
Demikian juga ekonomi digital: soal pajaknya, soal transaksi valutanya, soal sistem akuntansinya, dan terutama pengawasannya.
Apalagi soal energi. Benarkah semua pihak menjalankan transisi energi ke green one secara konsisten.
Bisa saja keruwetan di banyak negara anggota, membuat tiga agenda itu bukan prioritas mereka. Mereka harus mundur lagi. Harga energi tiba-tiba menjadi lebih mahal. Penggunaan batubara tiba-tiba justru melambung tinggi. Inflasi mengancam begitu banyak negara. Kelangkaan pangan lebih mendesak diatasi.
Itulah bayang-bayang yang menghantui KTT G20 minggu depan. Untungnya Indonesia punya posisi lebih baik: pangan cukup, hujan sepanjang tahun, petani bisa bercocok tanam tiga kali setahun, inflasi terkendali.
Tentu Indonesia sangat sibuk hari-hari ini. Semua tamu harus dilayani. Target harus dicapai.
Biarlah Bali kita hidangkan untuk dunia. Anda sebaiknya tidak berlibur ke sana. Janganlah menambah keruwetan. Kecuali Anda mau ke Bali lewat jalan darat.
Tiap negara punya kepentingan nasional mereka. Ego kini lagi diuji. Ego masing-masing akan membuat mereka memilih pulih sendiri-sendiri, tumbuh sekadarnya. (*)