News

Kunci Perbaikan Ekonomi Tahun 2022 Adalah Penanganan Covid-19

fin.co.id - 2021-11-30 14:47:34 WIB

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

  JAKARTA - Kunci dari kebangkitan ekonomi Indonesia di tahun 2022 adalah bagaimana pemerintah bisa dan mampu menangani kasus Covid-19 dengan baik. Terlebih, berbagai varian baru Covid-19 muncul, salah satunya yakni varian Omicron dari Afrika Selatan.Hal itu disampaikan oleh Chief Economist PT Sarana Multigriya FInansial/SMF (Persero), Martin Daniel Siyaranamual, saat berbincang dengan Fin.co.id, dikutip Selasa (30/11/2021)."Ketimbang krisis Evergrande, saya lebih menakutkan di akhir tahun ini kasus Covid-19 naik lagi. Itu yang buat saya lebih menakutkan, kenapa, karena inflasi kita masih rendah, nilai tukar kita terjaga, artinya saat ini sektor moneter kita sehat dan kuat, bukan dari luar tapi dari dalam negeri sendiri," demikian penjelasan Martin.BACA JUGA: Lupakan Krisis Evergrande China, Dampaknya “Gak Ngaruh” Bagi IndonesiaMenurutnya, jika kasus Covid-19 meningkat kembali dan pemerintah kembali meningkatkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka risiko yang bakal dihadapi adalah penurunan tingkat daya beli masyarakat."Kalau tiba-tiba ada kebijakan pembatasan sosial lagi, apa yang terjadi? ya konsumsi masyarakat melemah lagi, pemerintah harus mikirin bagaimana menggelontorkan uang lagi untuk masyarakat. Padahal hotel sekarang sudah penuh, bandara Ngurah Rai (Bali) sudah mulai menerima penerbangan internasional, kalau kasus Covid-19 meningkat lagi, buyar ini kondisi," tuturnya.BACA JUGA: Belanja Pemerintah pada 2022 Capai Rp2.714, 2 TriliunKemudian terkait potensi gejolak internasional yang mungkin saja berpengaruh bagi perekonomian Indonesia, Martin menyebut hingga sejauh ini tidak terlihat. Namun demikian, pengendalian kasus Covid-19 di Indonesia masih harus menjadi yang paling utama, agar stabilitas perekonomian tetap terjaga."Artinya gejolak perekonomian internasional saya tidak melihat hingga tahun 2023 itu ada yang perlu Indonesia khawatirkan secara berlebihan, mau itu datangnya dari Amerika Serikat, juga dari China," pungkasnya. (git/fin

Admin
Penulis