dr Tifa Sentil Jokowi: Presiden Underspect, Bisa Ditukar Tambah Kemana Sih?

dr Tifa Sentil Jokowi: Presiden Underspect, Bisa Ditukar Tambah Kemana Sih?

dr Tifauziah Tyasumma atau dr Tifa -tifauziatyassuma-Instagram

Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi hanya 3,6 persen dari sebelumnya 4,4 persen.

Tekanan ekonomi dunia ini mengakibatkan terbatasnya aliran modal ke negara emerging market. 

Ini seiring meningkatnya risiko capital reversal ke aset-aset safe haven, yang berpotensi memberikan tekanan lebih ke negara-negara berkembang. Termasuk Indonesia.

(BACA JUGA:Setuju dengan Cak Nun, dr Tifa Sarankan Netizen Tidak Pilih Presiden yang Suka Beternak Cebong)

Namun, lanjutnya, Indonesia cukup beruntung. Dampak konflik Rusia dengan Ukraina ke Indonesia tidak terlalu besar. 

Bahkan Indonesia bisa mendapat beberapa keuntungan dari konflik tersebut karena kenaikan harga komoditas.

"Kita sangat beruntung. Jika melihat dampak langsung konflik Rusia dan Ukraina ke Indonesia sangat terbatas. Bahkan dalam batas tertentu Indonesia mendapatkan keuntungan," papar Destry.

Kenaikan harga komoditas membuat ekspor Indonesia melaju kencang. Diketahui, Indonesia adalah negara yang berbasis komoditas. 

(BACA JUGA:Alasan Mengapa Wanita Tertarik pada Pria yang Punya Selera Humor)

Ekspor Indonesia berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Nilai ekspor pada Maret 2022 tercatat mencapai USD 26,50 miliar.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti kenaikan sejumlah harga bahan pokok beberapa pekan terakhir. 

Sri Mulyani menyebut kenaikan dipicu oleh beberapa faktor. Antara lain perang Ukraina-Rusia,dan tingginya permintaan. Menurut Sri Mulyani hal itu menyebabkan harga komoditas melonjak.

Seperti minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), kedelai, daging sapi hinga elpiji. Harga bahan pokok juga mengalami kenaikan pada Ramadan tahun ini.

(BACA JUGA:Tragis! Hendak Seberangi Mediterania 4 Kapal Tenggelam di Tunisia, 12 Orang Tewas dan 10 Hilang)

Sri Mulyani mengakui tantangan dan ancaman yang kini bukan lagi soal pandemi COVID-19. Melainkan kenaikan harga barang.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: