Ekonomi Sirkular Bisa Jadi Solusi Mengatasi Sampah Rumah Tangga

Ekonomi Sirkular Bisa Jadi Solusi Mengatasi Sampah Rumah Tangga

Kali Cipinang yang dijadikan warga menjadi tempat membuang sampah-beritajakarta.id-

Bersama kementerian lain, KLHK bisa menangkap dan menindaklanjuti pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto di 2021, bahwa konsep ekonomi sirkular bukan hanya pengelolaan limbah, namun juga selanjutnya menggunakan proses produksi, dimana bahan baku dapat digunakan berulang-ulang sehingga tentu akan terjadi saving yang besar terutama untuk sumber daya alam. 

(BACA JUGA:Aurel Hermansyah Lahiran, Krisdayanti Dijuluki Nenek Cantik Nih? Warganet: Selamat Mimi)

Airlangga menambahkan bahwa secara jangka panjang, ekonomi sirkular akan memberi kontribusi pada upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. 

“Semangat ekonomi sirkular sudah dipahami oleh banyak elemen dan pemangku kepentingan dan bisa diturunkan menjadi strategi nasional. Tentu hal ini memerlukan proses yang lebih lama dari 1 tahun. Jika dirasa belum selesai, tema tahun 2022 bisa diteruskan di tahun-tahun selanjutnya. Harus diakui bahwa Indonesia darurat sampah, dan program yang dijalankan sampai sekarang belum bisa memberikan hasil yang maksimal,” tambah Rika.

Pada tahun 2019-2021, Yayasan KEHATI sendiri bersama mitra pernah menjalankan program Revive Citarum untuk mendukung Program Citarum Harum pemerintah dalam mengatasi permasalahan limbah Sungai Citarum. 

(BACA JUGA:Ampun Dah! Pria Ini Izinkan Anaknya BAB di Sungai yang Berisi Banyak Buaya, Netizen: Saking Kebeletnya Kali)

Pendekatan yang dilakukan oleh KEHATI yaitu pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Hal ini berdasarkan data bahwa mayoritas sumber pencemar Sungai Citarum adalah limbah domestik (60 persen). Sisanya berasal dari limbah industri (30 persen) dan limbah peternakan/pertanian (10 persen).

Yayasan KEHATI mendorong beberapa komunitas di Desa Bojongsari untuk menjalankan kegiatan pengelolaan sampah warga. Beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu pengomposan sampah organik, budidaya maggot Black Soldier Fly, dan pembuatan kerajinan tangan dari sampah plastik. 

Tidak hanya membantu mengurangi pencemaran Sungai Citarum, program yang dilakukan menjadi penambah sumber penghasilan komunitas yang ada dari penjualan pupuk dan larva sebagai pakan ikan dan unggas.

(BACA JUGA:Kasus Unlawful Killing, Jaksa Yakin Briptu Fikri dan Ipda Yusmin Bersalah, Tuntut Hakim Jatuhi Vonis 6 Tahun) 

Selain itu, masyarakat yang memilah dan mengirimkan sampah organik ke komunitas pengelolaan sampah pun mendapatkan manfaatnya. Masyarakat terkadang mendapatkan pupuk, buah, dan ikan gratis dari hasil kebun dan ternak ikan yang dikelola komunitas.  

“Masalah sampah Indonesia berpacu dengan waktu. Solusi yang ditawarkan harus lebih besar dari sampah yang dihasilkan.  Berkaca kepada Negara-negara yang sukses dalam pengelolaan sampah, strategi yang dijalankan harus komprehensif antara pemerintah pusat dalam hal ini kementerian, dengan kepala daerah, dan masyarakat, yang didukung oleh elemen lain seperti perusahaan, terutama yang tercatat sebagai penghasil limbah yang besar,” pungkas Rika.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugr

Tentang Penulis

Sumber: