80.695 Tewas, Arab Saudi Makin Panik

80.695 Tewas, Arab Saudi Makin Panik

JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi makin panik menyusul penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19) yang begitu masif di Iran hingga negara timur tengah lainnya. Langkah menutup traffic bagi jemaah umrah ternyata belum cukup. Kini pemerintah setempat mengeluarkan larangan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) termasuk warga negara asing lainnya untuk tidak melakukan perjalanan ke kota Mekkah dan Madinah untuk sementara. Pemerintah Arab Saudi menilai, penyebaran virus yang berasal dari Cina daratan ini sangat membahayakan bagi masyarakat setempat dan dapat melumpuhkan sektor ekomomi menjelang aktivitas rutin ibadah umrah maupun haji yang menjadi agenda setiap tahunnya. Terlebih data terakhir dari Otoritas kesehatan Cina pada Minggu (8/3) menunjukan terdapat 44 kasus baru virus corona yang terkonfirmasi, dengan jumlah kematian 27 orang atau 80.695 orang meninggal dunia akibat virus yang terus menyebar hingga penjuru dunia itu. [caption id="attachment_440695" align="alignnone" width="696"] Foto: Surat Himbauan KBRI di Riyad[/caption] Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh membenarkan adanya imbauan larangan itu. KBRI pun langsung mengeluarkan imbauan agar WNI di Arab Saudi tidak melakukan perjalanan ke kota Mekkah dan Madinah untuk sementara. Surat tertulis diterima Fajar Indonesia Network, Minggu (8/3) dari KBRI Riyadh. ”Hingga saat ini masih berlaku larangan sementara untuk tidak melakukan ibadah umrah bagi jemaah umrah dari seluruh negara, termasuk warga negara Arab Saudi dan ekspatriat yang tinggal di luar dan di dalam kota Mekkah dan Madinah,” terang Duta Besar Agus Maftuh Abegebriel lewat pesan singkatnya dan dipertegas denga surat KBRI Riyadh. Dalam penjelasannya, otoritas Arab Saudi juga membatasi seluruh kedatangan pesawat dari Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Bahrain menjadi hanya melalui tiga bandara. Ketiganya yakni, Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, dan Bandara Internasional King Fahd di Dammam.

BACA JUGA: Ogah Salaman, Ashanty Dicap Sombong

Kebijakan itu diberlakukan mulai tanggal 7 Maret 2020, di mana pada hari yang sama, Kementerian Olahraga Arab Saudi melarang kehadiran penonton dalam setiap pertandingan olahraga. Sementara Raja Salman Abdulaziz juga mengeluarkan dekrit mengenai pembukaan kembali pelataran tawaf. ”Namun pembukaan pelataran tawaf ini bukan diperuntukkan bagi jemaah umrah, melainkan untuk tawaf-tawaf sunah yang bukan bagian dari tawaf ibadah umrah,” jelasnya. Selain itu, KBRI juga mengingatkan kepada WNI agar berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan kembali informasi terkait COVID-19. ”Mengingat ancaman bagi penyebar hoaks di Arab Saudi sangat tinggi, yaitu denda tiga juta riyal Arab Saudi dan penjara lima tahun,” jelas KBRI Riyadh. [caption id="attachment_440696" align="alignnone" width="696"] Foto: Surat Himbauan KBRI di Riyad[/caption] Apa yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi dengan memberikan warning kepada WNI merupakan hal wajar. Imbauan itu menurut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj sebuah kebaikan dan harus dihormati. Ini bukan sebatas langkah ketakutan atas wabah yang menyerang beberapa negara di Timur Tengah. Bahkan, Said Aqil Siradj juga langkah menghentikan sementara ibadah umrah maupun pelaksanaan ibadah haji tahun ini dihentikan sementara karena wabah COVID-19. ”Lho tidak apa-apa. Itu namanya ada uzur syar'i. (Adanya corona) Itu kehendak Allah, bukan kita. Tidak apa-apa (tahun ini jika tidak ada pelaksanaan haji karena corona). Sudah ada niat baik, itu sudah dapat pahala,” jelasnya.

BACA JUGA: Shireen Sungkar Blak-blakan Suami Jadi Romantis

Ia mengatakan, penghentian sementara kedatangan jamaah umrah dari berbagai negara, termasuk Indonesia, adalah upaya pemerintah Arab Saudi menyelamatkan umat dari virus corona. ”Pemerintah Arab Saudi ingin menyelamatkan umat Islam yang akan pergi ke sana, karena di sana belum betul-betul steril dari corona," terangnya. Dalam sejarah Islam, kata dia, pernah terjadi peristiwa serupa yang mengganggu pelaksanaan ibadah umrah. ”Begini ya, di Zaman Sayyidina Umar pernah ada (wabah) seperti ini, korbannya sahabat besar, Amir Ubaid bin Jarrah (Abu Ubaidah Amir bin Abdullah bin al-Jarrah), bukan (mengganggu haji), tapi umrah,” ucapnya. Tentu saja, Said Aqil berharap situasi dunia yang terguncang karena corona segera pulih dalam kondisi normal, termasuk tak sampai mengganggu pelaksanaan ibadah haji tahun ini. ”Harapannya selesai. Mudah-mudahan cepat selesai, steril (Arab Saudi), dan dibuka lagi umrah. Hingga pelaksanaan ibadah Haji juga berjalan seperti biasa,” tuturnya. (fin/ful)

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


admin

Tentang Penulis

Sumber: