KPU Berencana Hapus Metode Pos untuk Pemilu Selanjutnya di Luar Negeri

KPU Berencana Hapus Metode Pos untuk Pemilu Selanjutnya di Luar Negeri

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari saat konferensi pers di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (14/2/2024) malam. -ANTARA/Narda Margaretha Sinambela-

FIN.CO.ID - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI berencana akan menghapus metode pos dalam pemungutan suara untuk pemilu selanjutnya, khususnya di Kuala Lumpur, Malaysia.

Dia menjelaskan bahwa metode itu akan dihapus lantaran memunculkan masalah yang selalu berulang sejak Pemilu 2019 lalu.

"Soal metode pos, sudah dua kali pemilu, 2019 dan 2024 nampaknya problemnya selalu berulang untuk metode pos di Kuala Lumpur khususnya," ujar Hasyim Asy'ari di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 19 Maret 2024.

Sebagai contoh di Pemilu 2019, Hasyim menceritakan, saat itu sempat beredar sebuah video yang memperlihatkan sejumlah orang tengah berkumpul di satu tempat untuk mencoblos surat suara.

BACA JUGA:

"Faktanya adalah yang kemudian bisa ditemukan ada satu tempat yang disitu ditemukan orang mengumpulkan surat suara dan nyoblos dan kemudian di polisi line oleh polisi di Kuala Lumpur sehingga tidak bisa kita akses dan tidak bisa kita hitung," imbuhnya.

Begitu pula dengan Pemilu 2024, metode pos juga menimbulkan masalah pada pemilihan di Kuala Lumpur.

Dia mengatakan, terdapat dua tempat yang diduga melakukan kecurangan, yaitu 

"Seingat saya ada dua tempat, itu pertama di kantor pos cabang Puchong itu ada satu orang bawa karung yang tulisannya pos Malaysia isinya surat suara 600 pos, 400 belum dicoblos, yang 200 sudah dicoblos," kata Hasyim.

"Kedua demikian juga ada orang datang ke kantor PPLN Kuala Lumpur di KBRI juga begitu, datanh membawa karung isinya surat suara sudah dicoblos," sambungnya.

Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman tersebut, Hasyim menyebutkan hanya akan ada dua metode pada pemilu di Kuala Lumpur mendatang, yaitu TPS dan Kotak Suara Keliling (KSK).

BACA JUGA:

"Berdasarkan pengalaman pemungutan suara ulang (PSU) ini, ke depan pemilu di Kuala Lumpur hanya dua metode yang kita gunakan yaitu metode TPS dan metode KSK yang betul-betul bisa kita validasi orangnya ada," imbuhnya.

Lebih lanjut, dari kasus dugaan kecurangan yang terjadi di Kuala Lumpur, Hasyim juga menyoroti terkait data pemilih.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: