1.000 Tahanan Ukraina dan Rusia Siap Dipulangkan, Kesepakatan Besar Tercapai di Istanbul
fin.co.id - Pertukaran tahanan terbesar antara Ukraina dan Rusia kabarnya bakal segera terjadi. Setelah perundingan damai yang digelar di Istanbul pada 16 Mei 2025, kedua negara sepakat untuk menukar masing-masing 1.000 tahanan perang. Kabar ini langsung dikonfirmasi oleh Kepala Intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, dan disambut harapan besar oleh rakyat kedua negara.
“Saya harap pertukaran itu terjadi pekan depan. Siapa pun yang bisa kami ambil, akan kami ambil. Dan kami akan mengembalikannya dengan cara yang sama,” ujar Budanov kepada stasiun televisi Ukraina TSN, dikutip dari Interfax-Ukraina, Minggu, 18 Mei 2025.
Kesepakatan ini bukan hanya soal diplomasi, tapi juga tentang kemanusiaan. Ribuan keluarga telah menunggu kepulangan orang-orang tercinta yang terjebak dalam konflik panjang ini.
Kesepakatan Sudah Matang, Tinggal Tunggu Waktu
Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, juga mengonfirmasi bahwa kesepakatan prinsip sudah dicapai. “Kami sudah tahu tanggalnya, tapi belum bisa diumumkan sekarang,” ujarnya. Umerov menegaskan bahwa delegasi Ukraina bergerak atas arahan langsung dari Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Sementara itu, pihak Rusia juga memberikan sinyal positif. Ketua delegasi Rusia, Volodymyr Medinsky, menyebut bahwa skema pertukaran 1.000 banding 1.000 saat ini tengah difinalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi antara kedua negara tetap berjalan, meski ketegangan belum mereda.
Turki Jadi Penengah, Fokus pada Langkah Kemanusiaan
Pertemuan di Istanbul menjadi bagian dari mediasi aktif yang dilakukan oleh pemerintah Turki. Presiden Recep Tayyip Erdoğan memang dikenal aktif mencoba menengahi konflik Ukraina-Rusia sejak awal perang pecah pada Februari 2022. Fokus utama dari pertemuan kali ini adalah langkah-langkah kemanusiaan, termasuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan.
Baca Juga
Dalam laporan resmi dari Reuters, Turki menyatakan kesiapannya untuk terus memfasilitasi dialog damai antara kedua negara. Negara ini menjadi lokasi strategis karena dianggap netral dan punya hubungan diplomatik cukup baik dengan kedua pihak.
Pemulangan Sudah Dimulai, Harapan Baru di Tengah Perang
Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, Vadym Skibitsky, memastikan bahwa proses resmi pemulangan tahanan Ukraina sudah berjalan. Ini bukan hanya sekadar rencana, tapi langkah konkret yang sudah mulai dijalankan.
Menurut data dari PBB, lebih dari 8.000 tahanan perang telah tercatat selama konflik berlangsung. Pertukaran skala besar ini akan menjadi momen penting, karena menunjukkan adanya kemajuan nyata di tengah kebuntuan perang.
Harapan Baru atau Sekadar Jeda?
Meskipun belum ada sinyal kuat mengenai akhir dari konflik, pertukaran tahanan ini jadi titik terang di tengah kegelapan. Bukan hanya menjadi solusi kemanusiaan, tapi juga bisa membuka jalan menuju pembicaraan damai yang lebih luas.
Pengamat politik internasional dari Universitas Georgetown, Maria Butina, menyebut langkah ini sebagai “indikasi bahwa diplomasi belum mati.” Menurutnya, pertukaran ini bisa menjadi jembatan untuk gencatan senjata yang lebih luas, jika kedua belah pihak konsisten menjaga dialog. (Antara)