Tom Lembong Ragukan Keyakinan Luhut Terkait Harga Nikel

Tom Lembong Ragukan Keyakinan Luhut Terkait Harga Nikel

Tom Lembong--Instagram

FIN.CO.ID - Co-Captain Timnas AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) Tom Lembong, meragukan keyakinan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengenai harga nikel. 

Dia mengingatkan tren harga nikel di pasar global menurun. Hal itu berpotensi mempengaruhi bisnis tambang tersebut di Indonesia.

"Hati-hati berbicara terlalu dini ya," ujar Tom Lembong dalam diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu, 11 Februari 2024.

Mantan Kepala BKPM ini memperkirakan, penurunan harga nikel terjadi sampai tahun depan dan bisa untuk dua tahun berikutnya. Kondisi ini akan mempengaruhi masa depan industri smelter maupun tambang nikel di Indonesia.

"Ini belum selesai. Masih ada beberapa tahun lagi di mana harga nikal akan turun terus melemah," jelasnya.

Sebelumnya, Luhut membantah jika Indonesia menyebabkan harga nikel anjlok. Dia meyakini harga komoditas seperti nikel, batu bara dan lain-lain harus dilihat secara kumulatif. Tidak bisa dilihat hanya dari satu atau dua tahun saja. 

BACA JUGA:

"Itu kan at the end cari equilibrium (keseimbangan)nya. Apa saja komoditi itu kamu lihatnya nggak boleh dari setahun dua tahun. Harus 5 hingga 10 tahun. Harus dilihat kumulatif harganya. Kemudian, melihat harga rata-ratanya," jelas Luhut beberapa waktu lalu.

Tren penurunan harga nikel juga tercermin di London Metal Exchange (LME) yang menurun 0,58 persen dan menetap di USD15.927 per ton pada penutupan perdagangan.

"Pasar nikel berada dalam kekacauan setelah membanjirnya pasokan dari Indonesia, akibat dari terobosan teknologi dan investasi besar-besaran oleh China," seperti dikutip dari The Business Times, pada Selasa, 6 Februari 2024 lalu. 

Bahkan turunnya harga nikel mengancam sejumlah perusahaan pertambangan kelas dunia terancam gulung tikar. Beberapa di antaranya mencari dana talangan dari pemerintah atau akan bangkrut. 

Adapun harga nikel yang digunakan untuk membuat baja tahan karat dan baterai untuk kendaraan listrik telah menurun dalam setahun terakhir.

BACA JUGA:

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Rizal Husen

Tentang Penulis

Sumber: