Duh, Ternyata 23,9 Persen Masyarakat Indonesia Tak Punya Handphone Alias HP

Duh, Ternyata 23,9 Persen Masyarakat Indonesia Tak Punya Handphone Alias HP

Berdasarkan Survei LSI Denny JA, sebanyak 23,9 persen masyarakat Indonesia tak memiliki handphone--Instagram @vivo_indonesia

23,9 Persen Masyarakat Indonesia Tak Punya HP - Terungkap, hampir seperempat dari ratusan juga penduduk Indonesia tak mempunyai handphone alias HP.

Dengan demikian seperempat penduduk Indonesia tidak memiliki fasilitas dan akses yang disediakan oleh teknologi handphone.

Hal itu terungkap berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA dalam video yang diunggah di akun media sosial resminya, DennyJA_World, Minggu, 10 September 2023.

Video tersebut adalah bagian dari serial Ekspresi Data yang diunggah di Facebook, Instagram, Twitter, Tik Tok, serta Youtube pendiri LSI Denny JA. 

Ini adalah serial video yang durasinya hanya 3 menit dan berbasis data riset LSI Denny JA untuk aneka isu yang strategis.

Berdasarkan survei LSI Denny JA, Agustus 2023, di Indonesia, mereka yang tidak memiliki handphone sebanyak 23,9 persen. 

BACA JUGA:

Artinya, di antara empat orang Indonesia, satu orang tak memiliki handphone atau seperempatnya.

“Jelaslah ini persentase yang buruk. Persentase yang tidak mempunyai handphone ini sangat tinggi jika kita bandingkan dengan negara-negara industri maju,” ungkap Denny.

Menurut LSI Denny JA, di negara industry, umumnya yang tak memiliki handphone hanya di bawah 10 persen. Bahkan, di beberapa negara, yang tak punya handphone hanyalah di bawah 5 persen, seperti di Korea Selatan, Israel, Belanda, dan Swedia.

“Pertanyaanya, mengapa mereka tak memiliki handphone? Jika alasannya karena itu pilihan pribadi, karena lifestyle yang ia pilih, atau karena itu filosofi hidupnya, itu sepenuhnya konsekuensi dan urusannya. Sama seperti komunitas Amish di Amerika Serikat yang memilih tak ingin menggunakan listrik,” terangnya.

Namun, kata Denny, yang menjadi masalah adalah jika mereka tak memiliki handphone karena kondisi ekonomi mereka yang tak cukup. Mereka tak punya uang lebih membeli pulsa dan lain sebagainya. 

Masalah lainnya adalah jika mereka tinggal di wilayah yang teknologi belum sampai di sana untuk memberikan jaringan. Sehingga, kondisi sosial ekonomi mengisolasi mereka.

“Bersama handphone, datang kepada kita informasi terbaru, secara cepat sekali, soal ilmu pengetahuan dan peristiwa. Handphone membawa perpustakaan dunia terbesar yang pernah ada,” ujarnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Gatot Wahyu

Tentang Penulis

Sumber: