Pembakaran Al-Qur'an di Swedia, Erdogan: Sejak Awal, Anda Melindungi Kelompok Teroris

Pembakaran Al-Qur'an di Swedia, Erdogan: Sejak Awal, Anda Melindungi Kelompok Teroris

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan keterangan pers selama KTT G20 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali (16/11/2022). (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/nym/pri.)--

PKK masuk dalam daftar hitam dan dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. 

Kelompok itu disebut bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40 ribu orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi.

Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei tahun lalu, sebuah keputusan yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina.

Namun Turki, anggota NATO selama lebih dari 70 tahun, menyatakan keberatan dan menuduh kedua negara itu menolerir dan mendukung kelompok teror, termasuk PKK.

BACA JUGA:Pembakaran Al-Qur'an oleh Ekstremis Sayap Kanan di Swedia Dikecam Turki

Namun pada Juni 2022, Turki dan kedua negara Nordik itu menandatangani memorandum untuk mengatasi kekhawatiran Ankara akan keamanan nasional Turki terkait sikap mereka terhadap kelompok teror.

Perjanjian itu perlahan membuka jalan bagi kedua negara itu untuk bergabung dengan NATO.

Namun, demonstrasi provokatif baru-baru ini yang dilakukan pendukung kelompok teroris dan Islamofobia di Stockholm membuat para pemimpin Turki mempertanyakan kembali komitmen Swedia dalam mengambil langkah-langkah lanjutan untuk mendapatkan keanggotaan NATO.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Khanif Lutfi

Tentang Penulis

Sumber: