Tamu Dilarang Pakai Batik Motif Parang Lereng di Tasyakuran Pernikahan Kaesang dan Erina Gudono, Alasannya...

Tamu Dilarang Pakai Batik Motif Parang Lereng di Tasyakuran Pernikahan Kaesang dan Erina Gudono, Alasannya...

Batik parang lereng. (Net) --

BACA JUGA:Cegah Pemalsuan, Undangan Pernikahan Kaesang dan Erina Gudono Pakai Barcode

Batik Parang berasal dari Jawa Tengah, terutama daerah Solo dan Yogyakarta. 

Batik parang Solo dan Yogyakarta memiliki kemiripan karena dulunya kedua daerah ini menyatu. 

Perbedaan antara kedua jenis batik ini terletak pada bentuk dan warna.

Bentuk batik parang Yogyakarta diagonal kanan atas ke kiri bawah. 

Sementara itu, batik parang Solo diagonal kiri atas ke kanan bawah. 

Warna batik parang Solo dominan cokelat soga, sedangkan batik parang Yogyakarta ditambah campuran warna putih dan hitam.

Parang berasal dari kata dalam bahasa jawa, yakni pereng atau lereng. 

Motifnya bersusun seperti huruf “S” seperti ombak laut yang tidak terputus dan saling mengikat. 

Susunan motif yang saling mengikat melambangkan kesinambungan. Bentuk huruf “S” melambangkan kekuatan, kekuasaan, kewibawaan, keberanian dan semangat yang tidak pernah padam bak ombak pemecah karang.

Motif saling berkesinambungan bermakna hidup yang tidak pernah putus, konsisten memperbaiki diri, memperjuangkan kesejahteraan dan memperbaiki hubungan manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya. 

Dilansir dari ditsmp.kemdikbud.go.id menjelaskan, makna motif batik parang secara filosofis merupakan tidak pantang menyerah. 

Motif yang saling terkait bermakna perjuangan tidak pernah putus.

Ada juga yang menyebutkan, motif batik parang konon ditemukan oleh Sultan Agung dari Mataram. Motif ini terinspirasi dari ombak laut yang berkesinambungan dengan kekuatan luar biasa hingga mampu memecah kerasnya karang.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: