Harga Minyak Dunia Melemah Lagi Gegara Ini

Harga Minyak Dunia Melemah Lagi Gegara Ini

Platform pertambangan minyak lepas pantai milik PT Pertamina (Persero)-Pertamina-

JAKARTA, FIN.CO.ID -- Harga minyak dunia melemah kembali pada Jumat, 28 Oktober 2022, setelah China, importir minyak mentah utama dunia memperluas pembatasan Covid-19. 

Namun demikian  harga minyak dunia bersiap untuk mencatat kenaikan mingguan di tengah kekhawatiran pasokan menjelang penghentian impor Rusia yang tertunda di Eropa.

BACA JUGA:Batubara Jadi Idola, Penjualan RMK Meningkat 38,36 Persen

BACA JUGA:Soal Produksi Obat Sirup Penyebab Gagal Ginjal Akut, Menperin Buka Suara

Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, merosot USD1,02, atau 1,1 persen, menjadi USD95,94 per barel pada pukul 13.35 WIB, setelah melonjak 1,3 persen pada sesi sebelumnya, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Jumat 28 Oktober 2022.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut USD1,24, atau 1,4 persen, menjadi USD87,84 per barel.

Namun, kedua kontrak minyak acuan itu berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan, dengan Brent melambung lebih dari 2 persen dan WTI lebih dari 3 persen.

Penurunan pada sesi Jumat terjadi setelah sejumlah kota di China, Kamis, menggandakan pembatasan Covid-19, menyegel bangunan, mengunci distrik dan membuat jutaan orang dalam kesulitan dalam upaya untuk menghentikan penyebaran wabah yang meluas.

BACA JUGA:Berkat PMN Melalui PLN, Warga 3 Desa Terpencil di Tojo Una-Una Sulteng Dapat Menikmati Listrik

BACA JUGA:Mantap, Kemenperin Sebut Produk Alkes Indonesia Siap Masuk Pasar Global

China melaporkan 1.506 infeksi Covid-19 yang baru pada 27 Oktober, tutur Komisi Kesehatan Nasional, Jumat, melonjak dari 1.264 kasus baru sehari sebelumnya.

Dana Moneter Internasional memperkirakan pertumbuhan China melambat menjadi 3,2 persen tahun ini, menyusut 1,2 poin dari proyeksi April, setelah meningkat 8,1 persen pada 2021.

"Pasar minyak diuntungkan dari dolar yang lebih lemah dan harapan untuk rebound ekonomi China yang kuat, tetapi sekarang fokusnya bergeser ke risiko resesi yang menyeret turun perkiraan prospek permintaan minyak mentah untuk sisa tahun ini," kata Edward Moya, analis OANDA.

Namun, analis mengatakan rebound kuat dalam produk domestik bruto Amerika pada kuartal ketiga yang dilaporkan Kamis menyoroti ketahanan ekonomi dan konsumen minyak terbesar di dunia itu.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: