Transformasi Ekonomi, Jokowi Tegaskan Komitmen Stop Ekspor Bahan Mentah

Transformasi Ekonomi, Jokowi Tegaskan Komitmen Stop Ekspor Bahan Mentah

Presiden Jokowi-@jokowi-tangkapa layar instagram

JAKARTA, FIN.CO.ID- Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan komitmennya sejak tahun 2020 hingga kini secara bertahap berupaya untuk menghentikan ekspor bahan mentah.

Tidak hanya itu, dengan disetopnya ekspor bahan mentah, Presiden Jokowi juga melakukan transformasi ekonomi dengan menekankan pentingnya melakukan hilirisasi dan industrialisasi melalui pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi atau minimal setengah jadi.

“Kita ini sudah 77 tahun merdeka, selalu bahan mentah yang kita ekspor. Nikel mentahan kita ekspor, tembaga mentahan kita ekspor, minyak kita ekspor dalam bentuk mentahan. tidak diolah, timah kita ekspor, kelapa sawit (CPO) kita ekspor, tapi tidak dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi. Sehingga nilai tambah itu ada di negara lain, pembukaan lapangan kerja juga adanya di negara lain,” ujar Jokowi, dikutip dari laman setkab.go.id, Kamis, 13 Oktober 2022.

BACA JUGA:Polisi Ringkus Bambang Tri Mulyono Penggugat Ijazah Palsu Presiden Jokowi

BACA JUGA:Jokowi Panggil Pejabat Mabes Polri, Kapolda dan Kapolres se-Indonesia di Istana Besok, Ada Apa?

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu optimis hilirisasi industri akan meningkatkan nilai tambah dari suatu komoditas dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya di dalam negeri.

“Inilah yang secara konsisten akan terus kita lakukan. Setop nikel, tahun depan setop timah, tahun depan setop tembaga, karena nilai tambahnya ada di dalam negeri,” katanya.

Jokowi menuturkan pelarangan ekspor bahan mentah yang terjadi pada nikel pada 2020, nilai ekspor nikel meningkat drastis hingga mencapai Rp360 triliun lantaran diekspor dalam bentuk setengah jadi dan jadi.

“Saya berikan contoh nikel. Waktu diekspor dalam bentuk mentahan, kita hanya mendapatkan nilai Rp15 triliun. Setelah diekspor dalam bentuk setengah jadi dan barang jadi, nilainya menjadi Rp360 triliun. Dari Rp15 triliun menjadi Rp360 triliun, baru satu barang,” katanya.

BACA JUGA:Kapolri Belum Diganti, Jokowi: Masih Listyo Sigit Prabowo

BACA JUGA:Tegas! Jokowi Bilang Rencana Reshuffle Selalu Ada, 'Menteri Antitesa' dari Nasdem Bakal Diganti?

Selain nikel, pemerintah juga mendorong penghentian ekspor tembaga ketika pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga di Gresik, Jawa Timur mulai beroperasi.

“Tembaga nanti begitu ini smelter di Gresik selesai, ini juga sama setop, tidak ada lagi yang namanya ekspor tembaga. Semuanya harus dikerjakan jadi barang jadi di negara kita Indonesia,” terangnya.

Selain itu, untuk menambah nilai tambah produk dalam negeri, pemerintah juga mengambil alih kepemilikan saham perusahaan asing atas pengelolaan sejumlah industri pertambangan Indonesia, mulai dari PT Freeport Indonesia hingga Blok Rokan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Afdal Namakule

Tentang Penulis

Sumber: