Indonesia Berpotensi Dapat Sanksi FIFA Imbas Tragedi Kanjuruhan, Begini Analisanya
Momen penonton atau suporter terkena gas air mata di tribune Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 1 Oktober 2022.-Screenshot Twitter/@herul_cules-
BACA JUGA:Kemenangan Timnas Indonesia 14-0 Atas Guam Dipersembahkan untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
BACA JUGA:Timnas U-17 Sepakat Kualifikasi Piala Asia Digelar Tanpa Penonton
Tiba-tiba adanya perkelahian antara polisi dan para penggemar memicu ledakan pertama gas air mata yang ditembakkan sekitar pukul 10:30 malam.
Orang-orang berusaha untuk keluar dari stadion saat itu. Namun petugas stadion telah menutup banyak pintu keluar.
Hal itu disebabkan penggemar di luar yang juga marah bentrok dengan polisi.
“Kemudian pada pukul 11 malam, pasukan keamanan tiba-tiba mulai menembakkan gas air mata ke tribun penonton,” ujar Joshua, dikutip dari jabarekspres.
BACA JUGA:Nah Lho! Video Prank Baim Wong dan Paula Disita, Polisi: Sebagai Barang Bukti
BACA JUGA:Tak Efektif, 80 PJU di Kabupaten Tangerang Direlokasi Dishub
Itu mendorong ratusan orang untuk bergegas ke pintu keluar. Penembakan gas air mata tidak berhenti selama satu jam.
Joshua dan teman-temannya, duduk di V.I.P, tidak langsung terkena gas air mata.
Tetapi awan gas air mata yang melayang membuat banyak dari mereka sulit bernapas. Tembakan gas air mata tanpa henti menyebabkan kepanikan.
Setiap jalur exit untuk keluar stadion hanya memiliki lorong yang sempit. Untuk keluar, beberapa orang harus memanjat pagar setinggi sekitar lima meter.
BACA JUGA:Hujan Deras, Warga Terjebak Banjir di Jalan SD Inpres 04 Ciracas Jakarta Timur
BACA JUGA:Berhasil Mendarat di China, Ternyata Ancaman Bom dalam Pesawat Mahan Air Ternyata Palsu
Kebanyakan dari mereka yang meninggal adalah penonton di tribun, bukan mereka yang berada di lapangan.
Sumber: