KNKT Sudah Periksa Pengendara, Ternyata Ini Penyebab Kecelakaan Truk Kontainer di Bekasi

KNKT Sudah Periksa Pengendara, Ternyata Ini Penyebab Kecelakaan Truk Kontainer di Bekasi

Kondisi truk kontainer yang kecelakaan di Bekasi saat sedang dievakuasi oleh pihak petugas gabungan di lokasi.--

BEKASI, FIN.CO.ID -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah selesai melaksanakan investigasi terhadap kecelakaan truk di depan SDN Kota Baru II dan III Bekasi. 

Dari hasil pemeriksaan terhadap pengemudi truk berinisial AS (30), sang supir membantah bahwa mengantuk saat berkendara.

(BACA JUGA:Supir Truk Kontainer Resmi Ditetapkan Tersangka dalam Kecelakaan Maut di Kota Bekasi)

(BACA JUGA:Bikin Mewek, Begini Prosesi Tabur Bunga di Lokasi Kecelakaan SDN Kota Baru II dan III Bekasi)

Menurut Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, supir mengaku saat berkendara dalam kondisi kebingungan. Ia menyebut salah mengambil jalan, karena awalnya ia ingin masuk ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek melalui Gerbang Tol Bekasi Barat.

"Dari pengakuan pengemudi tidak mengantuk, dia hanya bingung sehingga menurun kewaspadaan karena salah jalan," ucap Ahmad Wildan saat dikonfirmasi, Jumat 2 September 2022.

Saat kecelakaan pengendara mengalami distruction, yang dimana ia merasa kebingungan karena salah jalan saat menuju Surabaya dari Narogong.

"Rencana mau ke Surabaya dari Narogong, dia seharusnya masuk ke TOL Bekasi Barat malah masuk ke Kranji," jelasnya.

(BACA JUGA:Korban Selamat Kecelakaan Truk Alami Trauma, Ketika Tidur Sempat Kaget dan Takut)

(BACA JUGA:Datangi Korban Kecelakaan Maut, Ridwan Kamil: Saya Sangat Paham Kehilangan Anak)

Sebelum kejadian kecelakaan, sang sopir tengah mencari jalan untuk putar balik. Ingin mengoper transmisi ke gigi tiga, namun justru mengoper ke gigi tujuh.

"Saat itu dia posisi lagi cari tempat berputar balik, mau gigi tiga malah masuk gigi tujuh. Salah mindahin gigi dari keterangan dia," terangnya.

Ahmad Wildan menjelaskan, sang supir melakukan pengereman dengan membawa muatan sebesar 55 ton. Hal itulah yang akhirnya, menyebabkan kecelakaan.

"Saat saya tanya ada masalah di dalam pengereman, dia bilang bisa melakukan pengereman, tapi tidak pakem karena beratnya terlalu berlebihan terus pakai gigi tujuh," ungkapnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: