Separuh Lansia Keluhkan Kualitas Tidur, padahal Efeknya Bisa Serius

Separuh Lansia Keluhkan Kualitas Tidur, padahal Efeknya Bisa Serius

Lansia, Pikun | Image oleh Steve Buissinne dari Pixabay--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Menurut temuan ahli, separuh orang yang lanjut usia atau lansia, mengeluhkan soal kualitas tidur mereka.

"Lebih dari separuh orang berusia 65 dan lebih tua mengeluh tentang kualitas tidur," kata profesor Universitas Stanford Luis de Lecea dalam sebuah wawancara dengan AFP.

Dan yang perlu disadari soal kurangnya kualitas tidur pada lansia, adalah efeknya terhadap kesehatan.

(BACA JUGA:Efek Melek di Malam Hari dan Tidur saat Siang, Jawabnya Adalah Penyakit Kronis)

Seperti diketahui, mereka yang kurang tidur, salah satunya lansia, akan jauh berisiko bermasalah dengan kesehatannya.

Darah tinggi, serangan jantung, diabetes, depresi dan Alzheimer, adalah beberapa kondisi yang bisa dikaitkan dengan efek kurang tidur.

Sementara itu menurut dokter spesialis saraf dari RSUI, Pukovisa Prawirohardjo mengatakan, dibandingkan kelompok usia lainnya, waktu tidur pada lansia umumnya lebih sedikit. 6 hingga 7 jam sehari adalah durasi tidur lansia yang dimaksud.

Adapun penyebab gangguan tidur pada lansia ini menurut dokter Pukovisa, adalah disebabkan oleh kondisi kesehatan lain seperti sindrom kaki gelisah (RLS).

Lansia yang kurangnya aktivitas fisik, terlalu lama tidur siang, adanya rasa sedih karena ada anggota keluarga yang meninggal dunia, terlalu lama menatap layar ponsel sebelum tidur, atau sedang dirawat inap di rumah sakit, juga berpotensi alami gangguan tidur.

Faktor lingkungan juga disebut berpengaruh terhadap kualitas tidur lansia. Kondisi seperti adanya suara berisik atau volume yang kencang dan mengganggu, cahaya kamar yang terlalu terang dan tempat tidur yang tidak nyaman adalah di antaranya.

Terkait dengan konsumsi obat-obatan tertentu, dan kebiasaan minum kopi juga dapat mempengaruhi kualitas tidur pada lansia.

Selain itu, masalah medis seperti depresi, alzheimer, parkinson, kondisi menopause, dan nyeri sendi otot juga dapat menyebabkan gangguan tidur.

Pukovisa mengatakan, beberapa tanda awal gangguan tidur antara lain kelelahan, gangguan konsentrasi, mudah tersinggung, mengantuk di siang hari, serta adanya perubahan perilaku.

"Bila gejala-gejala ini terus bertahan lebih dari 1 bulan atau sudah mempengaruhi aktivitas sehari-hari, sebaiknya untuk segera berkonsultasi ke dokter," ujar dia.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Makruf

Tentang Penulis

Sumber: