Kementerian PUPR: REI Miliki Peran Besar dalam Pembangunan Rumah di Indonesia

Kementerian PUPR: REI Miliki Peran Besar dalam Pembangunan Rumah di Indonesia

REI berperan besar dalam pembangunan rumah di Indonesia (2)--

FIN.CO.ID - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan memasuki usia 52 tahun asosiasi pengembang Real Estate Indonesia (REI) merupakan mitra kerja pemerintah dan memiliki peran besar dalam pembangunan rumah bagi seluruh masyarakat di Indonesia. REI sampai dengan saat ini juga telah membuktikan sebagai asosiasi pelaku pembangunan yang solid dan disegani oleh para pemangku kepentingan di sektor properti baik di dalam negeri maupun dunia internasional.

“Saya mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahun ke-52 untuk Asosiasi Real Estate Indonesia (REI). REI adalah pionir asosiasi pelaku pembangunan yang turut berpartisipasi membangun rumah bagi masyarakat baik masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan non MBR di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR saat menghadiri Gala Dinner Peringatan HUT REI ke 52 dengan tema “Propertinomic Untuk Indonesia Maju” di Nusa Tenggara Timur, Jum’at (26/4/2024).

Pada kesempatan itu, Iwan menyatakan bahwa, pada usia 52 tahun ini, REI telah membuktikan sebagai asosiasi pelaku pembangunan yang solid dan disegani oleh para pemangku kepentingan di sektor properti. Untuk itu, pemerintah juga berharap REI dapat terus berkomitmen dalam membangun rumah yang berkualitas dan layak huni untuk rumah subsidi maupun non subsidi.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelaku pembangunan yang bergabung dalam asosiasi REI dan telah menjadi mitra terdepan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rumah subsidi dan non subsidi bagi masyarakat. Asosiasi REI juga telah berkontribusi dalam menyiapkan prototipe rumah sederhana yang digunakan untuk mempermudah proses perizinan d daerah,” katanya.

Ke depan, pemerintah juga meminta kepada asosiasi REI untuk terus berkontribusi dalam mendukung program pemerintah, untuk secara bersama melanjutkan kolaborasi dalam mengabdi dan memperjuangkan penyediaan rumah bagi MBR, berkolaborasi stakeholder lain seperti perbankan, hingga pemerhati properti, dan juga tetap memperhatikan aspek lingkungan, membangun perumahan bagi MBR yang mengedepankan kualitas bangunan rumah dan kelengkapan PSU dan meningkatkan kompetensi anggota REI dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pemulihan ekonomi nasional melalui pembangunan sector properti.

Berdasarkan RPJMN 2020-2024, imbuh Iwan, pemerintah  telah menargetkan bahwa pada tahun 2024, sebanyak 70 persen rumah tangga akan menempati hunian layak, baik dengan intervensi langsung maupun intervensi tidak langsung Pemerintah. Pembangunan perumahan merupakan kegiatan multiplier effect yang terbukti mampu mempercepat dan membantu memulihkan ekonomi nasional, karena mampu menggerakkan hingga 185 subsektor industri lain, seperti material bahan bangunan, transportasi, lembaga pembiayaan,furniture dan perdagangan makanan.

“Kondisi ini menunjukkan sektor properti secara konsisten berkinerja positif dan sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu sangat berguna untuk menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan kebutuhan rumah di Indonesia yaitu angka backlog kepemilikan rumah, dimana pada tahun 2023 angka backlog kepemilikan rumah di Indonesia masih sebesar 13,56 persen atau sebanyak 9.905.820 rumah tangga. (Data Susenas, 2023), walaupun sudah mengalami penurunan dari angka backlog kepemilikan rumah tahun 2020 yaitu sebesar 17,52 persen atau sebanyak 12.750,17 rumah tangga yang belum memiliki rumah,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Iwan menambahkan, ada beberapa isu utama yang perlu mendapat perhatian di sektor perumahan seperti hunian eksisting yang tidak memenuhi standar layak huni, jumlah supply rumah yang belum sesuai dengan consumer’s demand baik karena variable harga maupun lokasi, serta penanganan dan pencegahan permukiman kumuh. Namun disamping itu, pada kondisifaktual, terdapat demand untuk penyediaan hunian yang tidakhanya layak, namun juga memenuhi kriteria ramah lingkungan (green) dan ramah teknologi (smart).

Untuk mengatasi hal tersebut, imbuhnya, Pemerintah telah memperkuat infrastruktur untuk mendukung pelaku pembangunan ekonomi dan pelayanan dasar, salah satunya melalui kegiatan penyediaan akses perumahan dan kawasan permukiman layak, aman dan terjangkau. Pemerintah juga terus menginisiasi pemanfaatan beragam inovasi teknologi dalam pembangunan hunian dengan konsep berkelanjutan.

“Salah satunya dengan menyusun desain prototipe atau purwarupa rumah subsidi tahan gempa. Desain ini juga dirancang untuk mengakomodir keandalan bangunan sekaligus kemudahan berusaha para pelaku pembangunan yang terkendala dalam pengajuan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF),” terangnya.

Sebagai informasi, saat ini arah kebijakan pembangunan nasional bidang perumahan yaitu penyediaan perumahan dan permukiman layak, aman, dan terjangkau untuk mewujudkan peningkatan akses masyarakat secara inklusif dan bertahap terhadap layak huni. Dalam melaksanakan kebijakan penyediaan rumah layak huni, sebagaimana amanat UU Nomor 1 Tahun 2011, Pemerintah juga memberikan dukungan dan berupaya dalam menggerakkan Properti di Sektor Menengah Bawah dengan semangat simplikasi dan deregulasi kebijakan. Kemudahan Penyediaan Perumahan dilakukan melalui dua program yakni pertama, bantuan pembangunan perumahan untuk MBR yaitu pembangunan rumah susun, bantuan stimulan rumah swadaya, pembangunan rumah khusus, dan bantuan PSU rumah umum.

Sedangkan kedua adalah Pembiayaan Perumahan, yaitu Program pembiayaan perumahan bagi MBR melalui Bantuan Pembiayaan Perumahan terdapat beberapa skema yaitu Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan Subsidi Selisih Bunga (SSB).

Pemerintah juga terus berusaha mendorong sektor properti dengan menerapkan rangkaian kebijakan bidang perumahan dan melakukan program kolaborasi pemenuhan rumah dengan para stakeholder perumahan, salah satunya dengan Program Sejuta Rumah (PSR). Selama sembilan tahun sejak Tahun 2015-2023, angka capaian PSR cukup memuaskan, yaitu mencapai 9.206.379 unit.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Admin

Tentang Penulis

Sumber: