Harga Minyak Dunia Terkoreksi Turun, Brent dan WTI Kini di Bawah USD 100 Per Barel

Harga Minyak Dunia Terkoreksi Turun, Brent dan WTI Kini di Bawah USD 100 Per Barel

Ilustrasi, harga minyak dunia-Pertamina-

Sejumlah  hedge fund  dan  money manager  lainnya menjual setara dengan 110 juta barel dalam enam kontrak berjangka dan opsi terkait dalam seminggu hingga 5 Juli.

Sementara,  open interest  di bursa berjangka New York Mercantile Exchange (NYMEX) jatuh pada 7 Juli ke level terendah sejak Oktober 2015.

Volatilitas  close-to-close  pada Brent dan WTI berada di level tertinggi sejak awal April. Likuiditas yang lebih rendah biasanya menghasilkan pasar yang lebih bergejolak.

(BACA JUGA:Antam Sumbang Rp2,05 Triliun Ke Kas Negara di Tahun 2021, Dari Pajak, Non Pajak dan Dividen)

Pembatasan perjalanan Covid-19 di China juga membebani harga minyak, dengan beberapa kota mengadopsi pembatasan yang baru, mulai dari penutupan bisnis hingga penguncian yang lebih luas, dalam upaya untuk mengendalikan infeksi dari subvarian virus tersebut yang sangat menular.

Presiden AS Joe Biden akan mengajukan kasus untuk produksi minyak yang lebih tinggi dari OPEC ketika dia bertemu dengan para pemimpin Teluk di Arab Saudi, pekan ini, tutur Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, Senin.

Namun, orang dalam industri, sumber dan pakar mempertanyakan apakah, dengan output saat ini setidaknya 10,5 juta barel per hari, Arab Saudi hanya memiliki 1,5 juta barel per hari lagi yang dapat digelontorkan ke pasar dengan cepat dan berkelanjutan.

Kapasitas cadangan Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) menipis, dengan sebagian besar produsen memompa pada kapasitas maksimum. 

(BACA JUGA:Terima Kunjungan Wakil Kepala BIN, Wamentan Harvick: Salah Satunya Membahas Kedaulatan Pangan)

Selasa, OPEC juga memperkirakan permintaan minyak dunia akan naik 2,7 juta barel per hari pada 2023, sedikit lebih lambat dari 2022.

Badan Informasi Energi (EIA) Amerika memperkirakan kenaikan produksi minyak mentah Amerika dan permintaan minyak pada 2022 seiring pertumbuhan ekonomi.

Stok minyak mentah meningkat sekitar 4,8 juta barel untuk pekan yang berakhir hingga 8 Juli, menurut sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute. 

Persediaan bensin juga naik 3 juta barel, menurut sumber itu. Data inventaris dari EIA akan dirilis Rabu.

(BACA JUGA:Maju Mundur Proyek KA Makassar-Parepare Bikin Dana Pembebasan Lahan Rp1,2T Hangus? LMAN Bilang Begini)

Menteri Keuangan Amerika, Janet Yellen, berada di Asia untuk membahas cara memperkuat sanksi terhadap Moskow, termasuk pembatasan harga minyak Rusia untuk menekan keuntungan negara dan membantu menurunkan harga energi.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: