Negara G7 Sepakati Sanksi Baru Untuk Rusia, Harga Minyak Langsung Melambung

Negara G7 Sepakati Sanksi Baru Untuk Rusia, Harga Minyak Langsung Melambung

Ilustrasi - Pergerakan harga minyak dunia-Pexels - Pixabay-

JAKARTA, FIN.CO.ID - Negara-negara Group of Seven atau G7 menyepakati untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia, sambil berupaya menurunkan harga energi. 

Hal itu langsung direspon dengan melonjaknya harga minyak hingga USD2 per barel, karena investor percaya bahwa hal tersebut akan memperketat prospek pasokan minyak dunia. 

(BACA JUGA:Jauh ke Jerman, Jokowi Bahas Mobil Listrik saat Hadiri KTT G7)

Mengutip dari laporan Reuters di Houston, Senin 27 Juni 2022 atau Selasa 28 Hybu 2022 pagi WIB, harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD1,97, atau 1,7 persen menjadi USD115,09 per barel.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melejit USD1,95, atau 1,8 persen, menjadi USD109,57 per barel.

Kelompok negara-negara kaya itu bersumpah untuk mendukung Ukraina "selama yang dibutuhkan," mengusulkan untuk membatasi harga minyak Rusia sebagai bagian dari sanksi baru guna memukul keuangan Moskow.

"Saya pikir jika mereka menerapkan batas harga pada penjualan dan pembelian minyak Rusia, sulit bagi saya untuk membayangkan bagaimana ini akan diterapkan, terutama ketika China dan India menjadi pelanggan terbesar Rusia," kata Andrew Lipow, konsultan minyak yang berbasis di Houston.

(BACA JUGA:RUPST Mahaka Media Angkat Putra Sulung Erick Thohir Jadi Komisaris Utama)

Analis Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar, mencatat "tidak ada yang bisa menghentikan Rusia dari melarang ekspor minyak dan produk olahan ke negara-negara G-7 sebagai respons atas pembatasan harga, memperburuk kondisi kekurangan di pasar minyak dan produk olahan global."

Komunitas internasional itu harus mengeksplorasi semua opsi untuk meredakan pasokan energi yang ketat, termasuk pembicaraan dengan negara-negara produsen seperti Iran dan Venezuela, kata pejabat kepresidenan Prancis. Ekspor minyak kedua anggota OPEC itu dibatasi oleh sanksi Amerika.

Kedua patokan minyak mentah tersebut ditutup melemah untuk pekan kedua berturut-turut, Jumat, karena kenaikan suku bunga di negara-negara ekonomi utama memperkuat dolar dan mengipasi kekhawatiran resesi global.

Kekhawatiran resesi dan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut menyebabkan volatilitas dan penghindaran risiko di pasar berjangka, dengan beberapa investor dan trader energi melakukan pengurangan, sementara harga minyak mentah tetap kuat karena permintaan yang tinggi dan krisis pasokan.

(BACA JUGA:2 Faktor Ini Jadi Penyebab IHSG Sepekan Kedepan Diperkirakan Mengalami Penguatan Terbatas)

Untuk saat ini, tekanan kekhawatiran pasokan melebihi kekhawatiran seputar pertumbuhan.

DAPATKAN UPDATE BERITA FIN LAINNYA DI Google News


Sigit Nugroho

Tentang Penulis

Sumber: