FIN.CO.ID- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, Israel tidak bisa mengalahkan pejuang Palestina, Hamas. Sebab, mereka bukan saja sebuah organisasi, tetap sebuah ideologi.
"Hamas lebih dari sekadar sebuah organisasi, tetapi sebuah ide, sebuah ideologi. Dan Anda tidak dapat mematikan sebuah ide kecuali Anda bisa membuktikan bahwa Anda memiliki ide yang lebih baik" kata Borrell dalam pertemuan tingkat menteri Uni Mediterania (UfM) di Barcelona, Senin 27 November 2023 .
Menurut dia, untuk mengalahkan ideologi Hamas, Palestina membutuhkan prospek politik yang kredibel untuk menjadi sebuah negara.
BACA JUGA:
- Ketika Tahanan Israel Tersenyum dan Lambaikan Tangan Saat Dibebaskan Hamas
- Presiden AS: Gencatan Senjata Israel-Hamas Berpeluang Diperpanjang
Proses pembebasan tahanan oleh Hamas di Gaza --Video
Pertemuan yang dihadiri wakil-wakil dari sekitar 40 negara itu bertujuan membahas konflik Israel-Palestina dan mempersiapkan perdamaian di masa depan.
Borrell menilai, Palestina dan Israel pasti punya komitmen untuk perdamaian.
Kata dia, dalam sejarah konflik-konflik besar, selalu ada momentum ketika kegelapan situasi justru mengantarkan kepada cakrawala perdamaian.
"Saya yakin bahwa di luar keterkejutan dan emosi tersebut, kedua bangsa berkomitmen terhadap perdamaian," kata Borrell.
"Karena kedua bangsa mempunyai hak yang sama dan sah atas tanah itu, maka mereka harus berbagi (tanah tersebut). Kita perlu membantu mereka menyetujui hal itu. Sendirian, mereka tidak akan mampu," kata Borrell.
BACA JUGA:
- Jumat Pagi Ini Hamas dan Israel Gencatan Senjata, Pertukaran Tahanan Jam 4 Sore
- Sepakati Gencatan Senjata, Israel dan Hamas Lepaskan Sandera Jumat Ini
Gencatan Senjata Israel-Hamas tertunda, Israel masih gempur Gaza-#news #perang israelvshamas-
Borrell kemudian menyatakan keterkejutan bahwa pemerintah Israel berencana mendanai pembangunan permukiman ilegal yang baru.
Menurut dia, permukiman ilegal adalah "tanggung jawab keamanan terbesar Israel" dan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.
Dalam pidato pembukaannya, para menteri luar negeri Uni Eropa, Arab Saudi, dan Yordania berpendapat perlunya solusi dua negara.