Pasti pada bertanya-tanya, kenapa kami tidak menghubungi Mas Afif? Hal tersebut sudah kami coba berkali-kali, panggilan WhatsApp maupun telepon seluler tidak diangkat.
Pasrah, pupus harapan kami bisa tidur nyenyak di atas kasur yang diidam-idamkan.
Kami pun akhirnya mencari tempat tidur seadanya. kami memilih ruko dekat masjid. Karena jika di masjid, para jemaah sedikit lagi akan tiba untuk melaksanakan salat subuh. Kami tak ingin kedatangan kami justru membuat para jemaah bertanya-tanya.
Setelah subuh kami tidur. Tetap di depan ruko, karena kami sadar jika tidur di masjid pakaian kami kotor.
Hari Keenam Perjalanan (Gunung Kidul)
Panas mulai terasa di bagian kaki saya, tapi saya tetap lanjutkan tidur. Belum juga nyenyak, sekarang bagian dada hingga muka.
Saya pun bangun. Ternyata sorot matahari tepat mengenai seluruh badan saya.
Lalu lintas kendaraan mulai ramai. Ada yang berseragam kerja, ada yang berseragam sekolah. Kamplenk bilang jika handphonenya sudah dipenuhi panggilan Mas Afif yang tak sempat dijawab.
"Afif nelpon nih," kata kamplenk sambil mengangkat telepon. Sambil memberi kode ke saya, GL Pro pun saya hidupkan. Sambil mengikuti petunjuk dari Mas Afif kami coba berjalan perlahan. Dan ternyata arahnya benar. Menuju ke rumah yang sebelumnya kami 'salah alamat'.
Hanya berbeda jalan setapak ternyata. Dari kejauhan, di bawah pohon jati Mas Afif melambaikan tangan. Akhirnya ketemu.
Sampai di rumah Mas Afif, Pak Lik dan si Mbah yang subuh kami temui ternyata ada di rumah tersebut.
"Oalah ini yang semalem ya? Maaf si Mbah enggak tahu kalau tamunya Mas Afif. Soalnya si Mbah tahunya si Afif ini masih sekolah. Mas bilangnya TNI si Mbah jadi bingung," ucapnya.
Sontak Pak Lik, Bu Lik dan anaknya termasuk Mas Afif tertawa melihat ke'apesan' kami semalam.
Kami pun dipersilakan masuk. Ternyata rumah joglo. Bangunannya full dari kayu jati. Sangat khas dan ikonik. Kami pun disuguhkan kopi panas.
Sekira pukul 09.20 WIB, saya mengajak Kamplenk untuk melanjutkan perjalanan. Karena saya akan menuju Prembun, Kabupaten Kebumen. Kami pun pamit.
Dalam perjalanan menuju Kebumen kemi kembali ke jalur selatan.