Penjaganya duduk di depan sambil main handphone. Saya meminta izin untuk istirahat sebentar. Dipersilakan. Dan penjaga toko tersebut pun masuk.
Kamplenk membeli air mineral. Ia mengaku sangat ngantuk selama perjalanan bahkan sempat tertidur. Kamplenk meminta untuk tidur sejenak atau bahkan bermalam di situ. Tapi saya agak ragu dan memilih untuk melanjutkan perjalanan agar segera tiba di rumah Mas Afif yang seorang TNI tersebut.
Sepakat, kami pun terus melanjutkan perjalanan. Agak sedikit terang dan jalanan tak terlalu berliku. Meskipun masih ada beberapa bukit yang kami lalui sampai akhirnya kami tiba di 'kotanya' Pacitan. Ternyata sama saja. Sepi.
Masih sedikit naik turun, kami bertemu pasar dan ternyata tertulis Wonogiri. "Sampe Wonogiri Plenk," ucap saya.
Mungkin sudah hampir jam pukul empat waktu itu. Honda GL Pro terus melaju. Harapan kami cuma satu, ingin sampai di Gunung Kidul tempat Mas Afif.
Kami pun masuk Kabupaten Gunung Kidul. Di Google Maps, estimasi kami tiba di lokasi Mas Afif tinggal 20 menit lagi. Kami pun semangat.
Setelah sampai di Gunung Kidul, ternyata 'sharelocation' yang dikirim Mas Afif membuat kami ragu. Bagaimana tidak, hanya ada satu rumah dan itupun sangat sepi. Padahal Mas Afif bilang jika dirinya membawa mobil dari Jakarta. Selain tidak adanya mobil Plat B, yang membuat kami khawatir adalah karena rumah tersebut agak masuk dan dikelilingi pohon jati.
Akhirnya saya pun memberanikan diri untuk mendekati rumah tersebut. Siapa tahu mobil diparkir secara tersembunyi.
Setelah dekat, ternyata tidak ada mobil Avanza yang kami cari. '
Kami pun putar arah. Tapi sebelum sepenuhnya kami memutar, pintu rumah tersebut terbuka. Ada Mbah Uti (nenek) yang keluar.
"Cari siapa mas?" tanya Mah Uti. "Afif mbah, apakah ada?" tanya saya.
"Ooh Afif iya benar, tapi Afif mana ya?" tanya si mbah lagi.
"Afif TNI mbah, ABRI, rumahnya di Ciputat," jawab saya.
"Afif TNI mas? Bukan mas, mungkin salah," jawab si mbah.
Kami pun memohon maaf karena sudah mengganggu.