Jujur saja, mirip lukisan. Kami pun menyempatkan foto sebelum turun ke padang pasir Gunung Bromo.
Mungkin hanya 5 menit. Kami langsung turun menuju padang pasir Gunung Bromo. Mata seakan takjub melihat keindahan ciptaan Tuhan.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, kami mengambil banyak foto dan video. Sebagai kenang-kenangan dan tanda bukti.
Saya (kanan) dan Kamplenk (kiri) saat tiba di padang pasir Gunung Bromo. --
Kamplenk berpose dengan Honda GL Pro di padang pasir Gunung Bromo.--
Cuaca Bromo saat itu cerah, bahkan bisa dibilang panas. Hehehe
Tapi namanya di gunung, udaranya cukup sejuk.
Sekira pukul 14.00 WIB, kami memutuskan turun.
Karena ini Minggu, dan saya libur kerja, maka kami putuskan untuk langsung pulang tanpa menginap lagi di Malang.
Oiya karena sedang berada di Malang, kami mencoba untuk menikmati bakwan malang. Rasanya sangat nikmat, rasa lapar hilang seketika. Harganya pun lagi-lagi Rp10 ribu untuk satu porsinya.
Setelah makan bakwan malang, kami putuskan melanjutkan perjalanan untuk lewat jalur selatan. Honda GL Pro melaju dengan santai. Mesin kembali normal, yang semula agak ngempos untuk nanjak ke Gunung Bromo, sekarang sudah tidak lagi. Mungkin karena kepanasan saat nanjak dan beban bawaan kami cukup banyak sehingga GL PRO 'kecapean'.
Kami kembali lagi ke Kota Malang. Niatnya mampir ke Toko Leo yang sangat melegenda. Beli 'bekal' untuk di perjalanan. Jangan ditiru ya, hehehe.
Lanjut kami meninggalkan Kota Malang dan masuk Kabupaten Malang. Arahnya lewat Kanjuruhan karena kota tujuan selanjutnya adalah Blitar.
Masuk di Blitar, waktu sudah magrib. Kami pun memutuskan untuk berhenti di SPBU untuk sekadar beristirahat. Tapi nyatanya kebablasan. Kami justru ketiduran dan bangun sekira pukul 20.30 WIB.
Tapi sebangunnya kami dari tidur, tubuh yang semula kelelahan seperti dicharge kembali. Badan terasa lebih segar. Cuma perut yang terasa keroncongan. Tepat di seberang SPBU, ada warung pecel lele atau pecel ayam. Kami pun memesan dua porsi untuk saya dan Kamplenk.