Otomotif

Part 3 Tamat: Solo Touring Jakarta-Bromo Pakai Honda GL Pro 1996 Neo Tech Engine

fin.co.id - 24/06/2023, 16:03 WIB

Honda GL Pro Neo Tech Engine tahun 1996 160 cc saat berada di padang pasir Gunung Bromo.

Dalam perjalanan menuju Bromo, beberapa vandal atau coretan dinding hingga spanduk menuntut usut tuntas Tragedi Kanjuruhan masih banyak ditemui. 

Kami menyempatkan diri untuk sarapan pagi itu. Menunya lagi-lagi pecel. Kali ini pecel Madiun. Harganya tak jauh beda. Masih Rp 10.000,. Hanya saja paketnya lebih kumplit karena ada peyek dan kerupuk yang saya tidak ketahui namanya. Tapi mirip gendar. 

Setelah sarapan, saya kembali melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo. Selepas Kota Malang, saya memasuki gapura perbatasan dan memasuki Kabupaten Malang. Hilir mudik kendaraan pagi itu cukup ramai. Didominasi sepeda motor yang jika dilihat sekilas baru saja turun dari Gunung Bromo. 

Kami masuk dari jalur Tumpang. Jalanan mulai sedikit menanjak. Rombongan motor pun hilir mudik di jalur tersebut. Beberapa Toyota Hardtop pun terlihat membawa wisatawan. Baik yang ingin naik ataupun turun. 

Semakin naik udara semakin sejuk. Rumah penduduk semakin sedikit, hingga akhirnya lebih didominasi perkebunan tebu. Semakin ke atas, bukan lagi perkebunan tapi berganti dengan pohon besar. 

Di sini GL Pro neotech masih menunjukkan kegagahannya. Tanjakan dengan mudah dilibas. Semakin ke atas, pemandangan di kanan kiri jalan semakin 'menggoda'. Seakan meminta untuk dilihat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. 

Tanjakan semakin curam. Jalur semakin kecil. Kadang harus bergantian atau sekadar membunyikan klakson untuk memberi tahu pengemudi dari lawan arah. Hingga kami tiba di pos tempat penukaran tiket. 

Oiya, sebelumnya Kamplenk telah melakukan registrasi secara daring untuk masuk ke wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini. 

Hanya sebentar, tiket sudah kami pegang. Kami terus naik. Di sini, mulai terasa jika GL Pro sedikit ngos-ngosan. Tenaga yang semula berisi kini semakin loyo. Bahkan, kopling pun semakin menjauh. Tanda mesin mengalami kepanasan. 

Kami pun coba mendinginkan mesin beberapa saat dengan harapan kondisi GL Pro kembali pulih seperti sedia kala. 

Honda GL Pro mulai drop saat melibas tanjakan menuju Gunung Bromo. --

Tapi setelah kami diam sekitar 15 menit, ternyata tidak banyak perubahan. Tenaga mulai ngempos. Tetapi tetap nanjak, walaupun harus menggunakan gigi 1. 

Sepeda motor masih banyak yang turun. Memang didominasi motor trail Kawasaki KLX. Mungkin club atau komunitas.  Toyota Hardtop pun beberapa kali berseliweran. 

Sekitar pukul 11.00 WIB kami sampai di mana banyak mobil dan motor parkir. Subhanallah, Allahuakbar. Kata itu langsung muncul kala kami disajikan pemandangan yang luar biasa indah. 

Keindahan pemandangan alam Gunung Bromo.-khanif lutfi-

Admin
Penulis
-->